Senin 31 Oct 2022 21:09 WIB

Balita 11 Bulan Dilaporkan Meninggal Dunia, Begini Penjelasan RSUD dr Soekardjo

Pasien termasuk probable mengalami gangguan ginjal akut.

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Seorang balita berusia 11 bulan di Kota Tasikmalaya dilaporkan meninggal dunia pada Sabtu (29/10/2022). Anak berjenis kelamin laki-laki itu mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di RSUD dr Soekardjo. Tampak suasana IGD RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Ahad (1/5/2022) malam.
Foto: bayu adji p
Seorang balita berusia 11 bulan di Kota Tasikmalaya dilaporkan meninggal dunia pada Sabtu (29/10/2022). Anak berjenis kelamin laki-laki itu mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di RSUD dr Soekardjo. Tampak suasana IGD RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Ahad (1/5/2022) malam.

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Seorang balita berusia 11 bulan di Kota Tasikmalaya dilaporkan meninggal dunia pada Sabtu (29/10/2022). Anak berjenis kelamin laki-laki itu mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di RSUD dr Soekardjo.

Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Soekardjo, Titie Purwaningsari, mengatakan, pasien masuk ke rumah sakit datang pada Jumat (28/10/2022). Ketika itu, RSUD dr Soekardjo menyarankan agar pasien dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. "Ketika itu mungkin keluarga berunding dulu. Akhirnya keluarga bersedia anak itu dirujuk, tapi akhirnya meninggal dunia," kata dia, Senin (31/10/2022).

Baca Juga

Pasien yang merupakan warga Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu pagi sekitar pukul 06.00 WIB. Padahal, pasien akan dirujuk ke RSHS pada pagi itu.

Titie mengatakan, ketika masuk rumah sakit, kondisi ureum kreatinin ginjal pasien sudah jauh di atas normal. Selain itu, pasien juga memiliki riwayat stunting.

Ia menambahkan, ibu pasien juga memiliki riwayat kekurangan energi kronis (KEK) sejak hamil pasien. Anak itu juga dilaporkan lahir secara caesar dengan berat badan 2,6 kilogram. "Kami terima itu sudah di IGD. Bayi bergejala sesak napas sudah empat hari, pilek, dan kesadaran menurun," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengatakan, pasien itu dilaporkan awal berobat ke Puskesmas Cipedes Rabu (26/10/2022). Setelah itu, pasien kembali pulang untuk menjalani rawat jalan. Namun, pada Jumat, pasien dilarikan ke RSUD dr Seokardjo."Saat itu, pasien langsung dirujuk ke RSUD dr Soekardjo karena gejalanya tidak berkemih (kecing)," kata dia.

Setibanya di RSUD dr Soekardjo, pasien langsung menjalani pemeriksaan laboratorium dan riwayat kesehatan. Ketika itu, dokter penanggung jawab pasien hendak melakukan rujukan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Namun, puhak keluarga tidak berkenan merujuk pasien.

"Keluarga pasien baru bersedia (dirujuk) keesokan harinya (Sabtu). Namun tidak keburu. Keburu kondisi menurun (dan meninggal dunia)," kata Uus.

Menurut dia, berdasarkan hasil pembahasan dengan dokter penanggung jawab pasien, pasien termasuk probable mengalami gangguan ginjal akut. Dari hasil pembahasan itu, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya langsung melakukan penelusuran ke puskesmas dan rumah pasien untuk memastikan riwayat pasien serta penggunaan obat.

Ia menjelaskan, awal mula pasien dibawa ke puskesmas adalah karena mengalami demam. Setelah itu, pasien dilaporkan tidak berkemih atau tidak kencing dalam dua hari.

Sementara terkait penggunaan obat, Uus memastikan, semua obat yang diberikan yang diberikan kepada pasien tidak ada yang di luar ketentuan. Artinya, obat itu termasuk dalam 133 obat yang boleh diberikan Kementerian Kesehatan. "Ternyata dari obat aman. Berarti tidak harus selalu penyebabnya obat. Kami masih melakukan penelusuran untuk memastikan, masih harus penelitian lebih jauh," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement