Selasa 01 Nov 2022 16:25 WIB

R20 untuk Jadikan Agama Sebagai Solusi

R20 di Bali akan dibuka oleh presiden.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal Rabitah Alam Islami atau Liga Muslim Dunia, Syekh Mohammed Al-Issa dalam konferensi pers di Grand Hyatt, Kawasan Wisata Nusa Dua Bali, Kabupaten Badung, Selasa (1/11/2022).
Foto: Republika/Muhyiddin
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal Rabitah Alam Islami atau Liga Muslim Dunia, Syekh Mohammed Al-Issa dalam konferensi pers di Grand Hyatt, Kawasan Wisata Nusa Dua Bali, Kabupaten Badung, Selasa (1/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID,BADUNG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membuka Forum Religion of Twenty (R20) yang digelar pada 2-3 November 2022. Konferensi internasional ini diharapkan bisa menjadikan agama sebagai solusi atas berbagai permasalahan dunia. 

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menjelaskan, gagasan konferensi tokoh agama internasional ini muncul setelah penyelenggaraan Muktamar ke-34 NU di Lampung pada Desember 2021 lalu. Idenya adalah agar para pemimpin dunia berkumpul dan berdialog secara jujur tentang dua topik utama.

Baca Juga

"Pertama, bagaimana kita menyikapi realitas problematik hubungan antar umat beragama yang berbeda dan realitas situasi yang masih sangat problematis di berbagai tempat di dunia ini," ujar Gus Yahya dalam konferensi pers di di Grand Hyatt, Kawasan Wisata Nusa Dua Bali, Kabupten Badung, Selasa (1/11/2022).

Kedua, lanjut dia, untuk membahas tentang bagaimana para pemuka agama dapat mengembangkan visi bagaimana menjadikan agama sebagai solusi atas berbagai permasalahan dunia dengan menanamkan nilai-nilai luhur dan agama dalam dinamika politik dan ekonomi internasional.

"Karena Indonesia adalah tuan rumah forum G20 tahun ini, maka NU kemudian mengajukan gagasan itu ke pemerintah kepada Presiden Joko Widodo dan mengusulkan gagasan itu untuk diadopsi ke forum G20 dan mendapat persetujuan dari pemerintah," ujar Gus Yahya.

Menurut dia, visi dari R20 ini adalah menjadikan gerakan ini sebagai gerakan global. Di berharap, forum R20 ini kedepannya bisa menjadi agenda tahunan dalam forum G20.

"Kita ingin membawanya lebih jauh, tidak hanya satu acara konferensi, tetapi kita mencari pengembangan ide ini menjadi gerakan global. Itu sebabnya kami membawa ide ini ke pemerintah ke forum G20, sehingga forum agama G20 dapat diadopsi ke forum tahunan G20 dari tahun ke tahun," jelas Gus Yahya.

Untuk menjadikan gerakan global, tambah dia, tentunya PBNU membutuhkan mitra yang sangat kuat dan terkemuka untuk bergabung dan berjalan bersama untuk mewujudkan ide besar tersebut. 

"Oleh karena itu kami mengundang Liga Muslim Dunia (MWL) yang dianggap sebagai entitas terpenting dalam organisasi internasional dunia ini, untuk menjadikan gagasan ini menjadi gerakan internasional lebih realistis untuk dicapai. Insya Allah," kata Gus Yahya. 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Rabitah al-'Alam al-Islami atau Liga Muslim Dunia, Syekh Mohammed Al-Issa mengatakan, dunia Internasional saat ini menghadapi banyak problem. Di antaranya ada konflik yang dilatarbelakangi faktor agama dan perbedaan antar kelompok. 

Karena itu, menurut Syekh Al-Issa, Forum R20 ini merupakan momentum untuk mewujudkan perdamaian dan membangun harmoni di antara semua kalangan.

"Forum M20 ini merupakan momen yang sangat penting bagi kita untuk bagaimana mewujudkan berbagai mewujudkan perdamaian ini secara nyata. Sebab selama ini begitu banuak dialog yang dilakukan. Tapi semua itu hanya sebatas kata-kata," jelas dia.

"Inilah saatnya bagaimana kita wujudkan dalam aksi nyata, di mana acara R20 ini bahkan sudah mendapatkan persetujuan dari Presiden Republik Indonesia," kata Syekh Al-Issa. 

Juru bicara R20, Najib Azca mengatakan, Forum R20 ini forum pimpinan agama dunia ini setidaknya akan membahas lima tema penting. Menurut dia, R20 perdana ini akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo.

"InsyaAllah fiks akan dibuka presiden. Komunikasi sejauh ini akan hadir langsung," ujarnya saat dikonfirmasi Republika.co.id usai konferensi pers. 

Di antara tema yang akan dibahas selama dua hari adalah isu sejarah dalam hubungan antaragama. Menurut Najib, para tokoh agama yang hadir nantinya akan membahas mengenai isu kepedihan-kepedihan sejarah atau 'Historical Grievances.

Kemudian, forum R20 juga akan mengajak para pemimpin agama untuk mengidentifikasi dan merangkul nilai-nilai mulia yang bersumber dari agama dan peradaban besar dunia. 

Topik lainnya adalah rekontekstualisasi ajaran agama yang usang dan bermasalah, serta merumuskan nilai-nilai kedamaian serta membahas persoalan ekologi berbasis spiritual.

Najib menambahkab, forum rangkaian Presidensi G20 ini akan dihadiri 150 tokoh lintas agama dunia dan juga akan diikuti kurang lebih 250 partisipan domestik. Karena itu, nanti ada sekitar 400 orang yang akan ikut serta di dalam Forum R20 di Bali.

"Tokoh agama dunianya bahkan bisa lebih dari 150, hampir 200 lah," kata Najib.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement