Selasa 01 Nov 2022 19:36 WIB

Produksi Garam di Pamekasan Capai 17 Ribu Ton

Jumlah produksi garam tahun ini lebih sedikit dibanding musim produksi 2021.

Kawanan burung kuntul bertengger di areal tambak garam Desa Tanjung, Pamekasan, Jawa Timur (ilustrasi). Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pamekasan, JawaTimur, Bambang Prayogi menyatakan, produksi garam rakyat di Pamekasan pada musim produksi garam 2022 mencapai 17 ribu ton lebih.
Foto: ANTARA/Saiful Bahri
Kawanan burung kuntul bertengger di areal tambak garam Desa Tanjung, Pamekasan, Jawa Timur (ilustrasi). Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pamekasan, JawaTimur, Bambang Prayogi menyatakan, produksi garam rakyat di Pamekasan pada musim produksi garam 2022 mencapai 17 ribu ton lebih.

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pamekasan, JawaTimur, Bambang Prayogi menyatakan, produksi garam rakyat di Pamekasan pada musim produksi garam 2022 mencapai 17 ribu ton lebih.

"Data produksi ini berdasarkan laporan dan hasil pemantauan tim hingga 31 Oktober 2022," katanya di Pamekasan, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, jumlah produksi garam tahun ini lebih sedikit dibanding musim produksi 2021 karena saat itu, jumlah total produksi garam di Pamekasan mencapai 27 ribu ton lebih. "Jadi, berkurang 10 ribu ton dibanding musim produksi garam tahun lalu," katanya.

Menurut Bambang, menurunnya produksi garam tahun ini, karena musim kemarau pendek, yakni hanya berlangsung tiga bulan. Pada musim produksi 2021, kemarau berlangsung hingga lima bulan, sehingga secara otomatis masa produksi para petambak garam lebih panjang.

"Tapi, meski produksi minim, saat ini harga jual garam sangat mahal," katanya.

Kepala DKP Bambang Prayogi menjelaskan, berdasarkan pantauan tim DKP, saat ini harga jual garam rakyat ada yang mencapai Rp3 juta per ton, jauh lebih mahal dibanding harga tahun 2021 yang saat itu hanya dalam kisaran antara Rp600 ribu per ton hingga Rp800 ribu per ton.

"Yang menyebabkan harga garam mahal saat ini, karena kualitas garam memang lebih baik," katanya.

Bambang menuturkan, saat ini sebagian besar petambak garam di Pamekasan sudah memproduksi garam dengan menggunakan teknologi geomembran, yakni menggunakan atas terpal di lahan tambah garam.

Hasilnya, kualitas garam lebih bagus, putih dan tidak bercampur lumpur. Selain itu, produksi lebih banyak dibanding cara produksi garam secara tradisional.

"Selain itu, yang juga menyebabkan harga garam mahal, karena produksi sedikit. Di sini hukum pasar juga berlaku, yakni jika produksi sedikit dan permintaan banyak, maka harga cenderung meningkat," katanya.

Luas lahan tambak garam di Kabupaten Pamekasan mencapai 917,22 hektare, tersebar di Kecamatan Galis seluas 465,67 hektare, Kecamatan Pademawu seluas 441,05 hektare dan di Kecamatan Tlanakan seluas 10,5 hektare.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement