Rabu 02 Nov 2022 08:11 WIB

Dosen UMM Teliti Limbah Tahu Jadi Listrik

Metode fermentasi dari pengolahan limbah tahu ini akan menghasilkan listrik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Dosen Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Mochammad Wachid tengah meneliti tentang limbah tahu yang bisa menjadi energi listrik. Penelitian ini yang membuat University of Miyazaki, Jepang mau menerimanya sebagai mahasiswa doktoral.
Foto: Foto: Humas UMM
Dosen Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Mochammad Wachid tengah meneliti tentang limbah tahu yang bisa menjadi energi listrik. Penelitian ini yang membuat University of Miyazaki, Jepang mau menerimanya sebagai mahasiswa doktoral.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Dosen Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Mochammad Wachid tengah meneliti tentang limbah tahu yang bisa menjadi energi listrik. Penelitian ini yang membuat University of Miyazaki, Jepang mau menerimanya sebagai mahasiswa doktoral.

Wachid menceritakan semua capaian berawal dari perkenalannya dengan salah satu dosen di University of Miyazaki. Sistem di Jepang memang mendorong dosen untuk mengenal dan mengetahui calon mahasiswanya. "Menariknya, dosen atau sensei langsung menyeleksi calon mahasiswa sendiri," katanya.

Baca Juga

Wachid dan senseinya bisa berkenalan melalui sebuah konferensi. Beruntung, sensei tersebut sangat tertarik dengan penelitian yang dia lakukan.

Adapun penelitiannya membahas tentang pemanfaatan limbah tahu untuk diubah menjadi listrik dengan microbial fuel cell. Metode fermentasi dari pengolahan limbah tahu ini akan menghasilkan listrik. 

Ia menjelaskan bahwa ada perbedaan pembuatan tahu di Indonesia dengan di Jepang. Di Indonesia biasanya memakai asam untuk penggumpalan sedangkan di Jepang menggunakan garam yang tidak asin. Untuk saat ini, ia tengah melakukan penelitian dengan dua sampel limbah dari Indonesia dan Jepang  dengan metode pengolahan limbah yang menghasilkan energi.

Pada kesempatan tersebut, pria asli Lumajang ini juga berharap para sarjana atau magister di Indonesia tetap bersemangat melanjutkan pendidikan tinggi. Sebab, ketika menimba ilmu di negara orang tidak hanya ilmu yang didapat, tetapi juga pengalaman mendapatkan budaya baru, bahasa baru, bertemu orang baru dan lainnya. Kemudian dia juga mengingatkan para mahasiswa yang belajar di luar negeri untuk kembali ke Indonesia dan membangun bangsa dengan berbagai cara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement