Ahad 06 Nov 2022 10:21 WIB

Bantu Tingkatkan Produktivitas Ayam Petelur, Dosen UMM Kembangkan Kandang 4.0

Model kandang ini memang tertutup yang dioperasikan berbasis teknologi terbaru.

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Kelas Professional Unggas (KPU) mengadakan pelatihan manajemen krisis bisnis ayam ras petelur bersama Perseroan Terbatas (PT) Jatinom Indah Farm (JIF). 
Foto: Humas UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Kelas Professional Unggas (KPU) mengadakan pelatihan manajemen krisis bisnis ayam ras petelur bersama Perseroan Terbatas (PT) Jatinom Indah Farm (JIF). 

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Teknik Elektro dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Lailis Syafaah dan timnya telah menerapkan model kandang closed house ayam petelur berbasis teknologi 4.0 di PT Jatinom Inda Agri, Blitar pada November 2022. Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi yang pendanaannya berasal dari Kemendikbud-Ristek melalui SKIM Kedaireka Matching Fund dengan TA 2022.

Lailis menjelaskan, model kandang ini memang tertutup yang dioperasikan berbasis teknologi terbaru. Dengan begitu, manusia tidak perlu banyak turun tangan dalam menangani ayam. Kelebihannya yakni dapat menjamin kenyamanan dan kesehatan ayam yang ada di kandang. 

Baca Juga

Ketika ayam merasa nyaman dan kesehatan, hal ini akan berefek pada meningkatnya produktivitas ayam. "Hal itu tentu akan memberikan keuntungan yang lebih baik bagi peternak,” ucapnya dalam pesan resmi, Sabtu (5/11/2022).

Pada program ini, ada delapan hal yang diupayakan. Pertama yakni alat penghitung telur ayam otomatis sehingga hasilnya lebih akurat. Kemudian ada juga pemantau debit air minum serta bilik bio-security otomatis. Kemudian ada otomasi suhu dan kelembaban, sehingga ayam yang ada di kandang tidak kepanasan ataupun kedinginan.

Otomasi feeder poultry farm di dalamnya termasuk sistem informasi dan monitoring produktivitas telur ayam. Dengan demikian, nantinya ada data tentang sejauh mana produktivitas ayam-ayam yang ada di kandang. 

"Dua yang terakhir yakni model efisiensi sistem produksi telur untuk penentuan kebutuhan pakan ayam peterlur serta sistem pembangkit listrik tenaga surya,” kata Lailis yang juga koordinator tim.

Program ini juga menjadi upaya UMM mengembangkan kemampuan mahasiswa melalui Center of Excellence (CoE). Hal ini seperti CoE Unggas yang sudah berdiri sejak 2018 dan mencetak lulusan-lulusan yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan industri. Kemudian juga dengan CoE PLTS yang akan memberikan pemahaman praktek dan teori mengenai tenaga surya untuk dijadikan listrik. Dengan begitu, program ini semakin memberikan manfaat bagi banyak pihak.

Di sisi lain, Manajemen Operasional PT Jatinom Indah Agri, Gunawan Triswanto menilai program ini sangat bermanfaat bagi pihaknya dan mitra. Model ini dirasa dapat memperbaiki dan meningkatkan produksi telur. Menurutnya, penelitian dan pengembangan ini sangat sejalan dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat.

Dia berharap program ini bisa berlanjut secara terus menerus. Dengan begitu, bidang peternakan juga bisa merasakan pengembangan teknologi. Apalagi manusia memang dituntut adaptif dalam mengikuti zaman.  "Perguruan tinggi, dalam hal ini UMM tentu selalu berusaha memberikan keilmuan dan inovasi baru demi kemaslahatan masyarakat,” ucap Gunawan. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement