Senin 07 Nov 2022 16:13 WIB

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2022 di Luar Ekspektasi

Ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 tumbuh 5,72 persen (yoy).

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2022 di luar ekspektasi dan konsensus para ekonom. Ekonom dan Co-Founder & Dewan Pakar Institute of Social, Economic and Digital (ISED), Ryan Kiryanto menyampaikan pertumbuhan PDB kuartal III diproyeksi hanya sebesar lima persen (yoy) sebagai skenario optimis.

"Ternyata realisasinya melampaui ekspektasi dan konsensus, dimana PDB tumbuh 5,72 persen (yoy) sesuai rilis BPS hari ini," katanya dalam keterangan, Senin (4/11/2022).  

Baca Juga

Menurutnya, terdapat beberapa catatan penting untuk dicermati terkait hal tersebut. Pertama, masih kuatnya konsumsi rumah tangga domestik yg tumbuh di atas lima persen, tepatnya 5,39 persen sebagai penopang utama pertumbuhan PDB.

"Yang menarik, kontribusi konsumsi rumah tangga, meskipun tetap dominan, namun merosot dari biasanya berkisar 55-57 persen, sekarang hanya 50,38 persen," katanya.

Namun demikian, penurunan kontribusi konsumsi rumah tangga secara persentase tersebut lantaran meningkatnya kontribusi pembentukan modal tetap bruto (PMTB) investasi langsung yang cukup signifikan. Pertumbuhan impor secara persentase melampaui pertumbuhan ekspor ke depannya harus diwaspadai di tengah menguatnya dolar AS. 

Meskipun secara netto dari ekspor dan impor mampu mencatatkan surplus secara berkesinambungan. Secara spasial atau kewilayahan, pertumbuhan PDRB Sumatera yang di bawah PDB nasional juga patut dicermati lantaran kontribusi sektor perkebunan dan pertambangan di kawasan itu masih tetap dominan. 

Sementara PDRB Bali yang sudah di atas enam persen atau di atas PDB nasional cukup menggembirakan. Ini sebagai dampak meningkatnya aktivitas bisnis dan sosial di Bali yang juga didukung oleh mulai pulihnya kunjungan turis asing dan domestik. 

Semua sektor ekonomi atau lapangan usaha tumbuh positif, terutama sektor utama ekonomi yaitu pertanian, industri, dan perdagangan, dengan subsektor akomodasi, makanan dan minuman tumbuh paling signifikan. Semua ini sebagai dampak pelonggaran prokes (PPKM) yang mendorong lonjakan mobilitas orang dan barang lintaskota, lintaspropinsi dan lintaspulau. 

"Ini mengkonfirmasi indeks keyakinan konsumen dan dunia usaha serta indeks PMI manufaktur yang ada di zona ekspansi," katanya. 

Hanya sektor kesehatan yang tumbuh kontraksi seiring melandainya kasus covid dan meningkatnya persentase populasi yang divaksin. Alhasil, selama tiga kuartal di tahun ini PDB tahunan konsisten tumbuh di atas lima persen, yang membuat optimisme bahwa PDB Indonesia 2022 akan tumbuh 5,3-5,4 persen (yoy).

"Outlook PDB kuartal 2022 berkisar 5,3-5,5 persen (yoy)," katanya. 

Menurutnya, capaian kinerja ekonomi yang baik, resilien dan berkelanjutan itu merupakan resultan atau hasil dari kebijakan ekonomi, fiskal dan moneter yang harmonis, sinergis dan antisipatif (preemptive).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement