Senin 07 Nov 2022 21:39 WIB

Mojokerto Tingkatkan Koordinasi Penanggulangan Bencana

Jangan sampai terlambat dalam melaksanakan pencegahan bencana.

Mojokerto Tingkatkan Koordinasi Penanggulangan Bencana (ilustrasi).
Foto: Polres Purbalingga
Mojokerto Tingkatkan Koordinasi Penanggulangan Bencana (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,MOJOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur meningkatkan koordinasi terkait dengan penanggulangan bencana, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam rakor penanggulangan bencana tahun 2021.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan, hal yang utama dalam penanggulangan bencana yakni ketika pelaksanaan di lapangan bukan hanya membuat aturan, kebijakan pengurangan risiko bencana terintegrasi dari hulu ke hilir, penyelanggaraan manajemen tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi serta peringatan dini dilakukan secara cepat dan akurat, serta edukasi dan literasi kebencanaan terus ditingkatkan mulai dari lingkup keluarga. "Ini yang harus ditindaklanjuti sampai tingkat paling bawah termasuk oleh kita Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto," ujarnya, Senin (7/11/2022).

Baca Juga

Ikfina juga menjelaskan, terkait bencana baik ancaman bencana alam maupun bencana non alam. Terdapat beberapa faktor suatu tempat akan mengalami ancaman bencana yaitu elevasi rendah, kepadatan penduduk yang tinggi dan berkembang dengan cepat, nilai aset yang tinggi, serta kondisi sosial demografi yang kompleks. "Yang terakhir ada dua komponen, kondisi rentan dan bahaya, yakni penambangan dan alih fungsi lahan," katanya.

Selain itu, kata dia, untuk menanggulangi suatu bencana mengatakan terdapat beberapa inovasi kebijakan yang dapat diterapkan seperti memperkuat peraturan daerah (Perda) atau kebijakan terkait, perkuat BPBD Kabupaten atau kota, investasi PRB, kerjasama antar wilayah, libatkan pentahelix, lokalitas penanggulangan bencana. "Saya minta tolong poin yang kita cermati adalah poin yang ketiga lakukan investasi pengurangan risiko bencana, ini yang saya garis bawahi. Bagi saya di Kabupaten Mojokerto saat ini terkait dengan masalah kebencanaan ini adalah masalah prioritas utama," ucapnya.

Bupati Ikfina juga menjelaskan dalam menghadapi kondisi hujan yang dapat menyebabkan risiko bencana. Maka untuk daerah Trawas, Pacet, dan Ngoro harus memiliki resapan air yang baik, agar dapat mengurangi risiko bencana. "Bagaimana resapan air itu berfungsi dan itu adalah daerah-daerah yang utamanya di Pacet, Trawas tentu saja melebarnya Jatirejo, Gondang. Dan itu klop dengan mitigasi bencana yang dibuat oleh BPBD," ujarnya.

Lanjut Ikfina, terkait menghadapi bencana hidrometeorologi terdapat langkah-langkah yang dapat dilakukan seperti pertama, memangkas daun dan ranting pada pohon-pohon besar. Kedua, tidak membuang sampah sembarangan. Ketiga, Menjaga kebersihan lingkungan. Keempat, membersihkan saluran air hingga sungai. Kelima, selalu memperbarui informasi perkiraan cuaca dari sumber yang kompeten.

"Makanya SDM ini sesuatu hal yang sangat penting. Semua sarana prasarana termasuk aplikasi apapun yang kita sediakan kalau SDMnya yang tidak sesuai dengan sarana prasarana dan aplikasi yang ada ya percuma tidak akan bisa menggunakan. Intinya memang di SDM," katanya.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Kabupaten Mojokerto Yo'i Afrida menjelaskan, jangan sampai terlambat dalam melaksanakan pencegahan bencana dan jangan hanya bersifat reaktif ketika terjadi suatu bencana. "Artinya setapak demi setapak paradigma bahwa kita ini hanya reaktif apabila terjadi bencana, maka kita kurangi hal tersebut menjadi preventif melakukan mitigasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement