Selasa 08 Nov 2022 18:06 WIB

Bio Farma Klaim Miliki Screening Kit Virus Covid-19 Terbaru

VarScreen RxReady diklaim bisa langsung mendeteksi jenis varian dalam tubuh pasien.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Direktur Utama (Dirut) PT Biofarma Honesti Basyir di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/1).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Direktur Utama (Dirut) PT Biofarma Honesti Basyir di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir mengeklaim, saat ini pihaknya memiliki screening kit virus corona (Covid-19) terbaru. Screening kit tersebut diklaim mampu memperlihatkan hasil positif atau negatif Covid-19 beserta mutasi atau varian Covid-19 yang terdapat dalam tubuh pasien.

Sehingga tak perlu lagi menunggu proses whole genome sequencing (WGS). "VarScreen RxReady ini dia bisa langsung mendeteksi variannya," kata Honesti dalam rapat kerja ersama Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11/2022).

Baca Juga

 

Saat ini, pihaknya sudah berkomitmen dan mampu memproduksi VarScreen RxReady hingga lima juta kit atau dapat digunakan untuk 250-500 juta tes per bulannya. Namun, Honesti tidak mengungkapkan harga dari alat tersebut.

 

"Jadi kalau selama ini kita hanya bisa positif atau negatif, dan kalau kita pengen tahu variannya masih ada WGS berikutnya. Tapi dengan menggunakan screening kit terbaru ini, kita sudah bisa mendeteksi langsung jenis variannya," imbuhnya.

 

Dalam kesempatan tersebut Honesti juga menyampaikan, saat ini Bio Fatma sedang memproduksi vaksin virus corona IndoVac dengan target 20 juta dosis pada tahap produksi pertama. Vaksin tersebut dikembangkan dengan platform subunit protein hasil kerjasama antara PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine.

Diketahui, vaksin IndoVac telah mengantongi izin darurat penggunaan (EUA) penggunaan vaksin primer dan booster dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Vaksinnya sudah memenuhi persyaratan dan halal. Dari sisi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) itu lebih kurang sekitar 90 persen, kita lagi berproses sertifikasi TKDN-nya," ujar Honesti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement