Kamis 10 Nov 2022 13:45 WIB

Ketua Serikat Roti Ditangkap Usai Hina Erdogan

Kepala serikat produsen roti sebut roti adalah makanan pokok bagi masyarakat bodoh.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Pengadilan Turki memenjarakan seorang kepala serikat roti dengan dakwaan menghina negara Turki di depan umum.
Foto: AA Photo
Pengadilan Turki memenjarakan seorang kepala serikat roti dengan dakwaan menghina negara Turki di depan umum.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pengadilan Turki memenjarakan seorang kepala serikat roti dengan dakwaan menghina negara Turki di depan umum. Dia sebelumnya mengatakan kesukaan masyarakat terhadap roti adalah bodoh sehingga menjelaskan mengapa warga memilih pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan berkuasa selama dua dekade.

Ketua Serikat Produsen Roti Cihan Kolivar membuat komentar kepada penyiar Haberturk pada Senin (7/11/2022). Dia berbicara tentang kenaikan harga roti dan inflasi Turki yang melonjak.

Baca Juga

"Roti adalah makanan pokok bagi masyarakat bodoh. Saya berbicara secara ilmiah, saya tidak mengada-ada, konsumsi per kapita adalah 210 kilogram di Turki, dan 45-50 kilogram di Swedia, Norwegia, Denmark, Inggris, Jepang," kata Kolivar.

"Sejak masyarakat kita makan sampai kenyang dengan roti, penguasa seperti itu telah memerintah selama 20 tahun," ujarnya kemudian memicu pertentangan hingga penangkapannya.

Menurut laporan Anadolu Agency, pengadilan Istanbul pada Rabu (9/11/2022), menjebloskannya dalam tahanan sambil menunggu persidangan. Juru bicara Partai AK yang dipimpin Erdogan, Omer Celik, mengatakan pernyataan Kolivar merupakan pidato kebencian.

"Selain menghina bangsa dan roti kita, pernyataan orang ini menunjukkan bahwa dia adalah unsur politik permusuhan, politik kebencian," kata Celik.

Para kritikus menyalahkan penyakit dalam ekonomi Turki pada kebijakan moneter Erdogan yang tidak ortodoks. Kebijakan yang dilahirkan dinilai hanya ditujukan untuk meningkatkan ekspor, investasi, dan lapangan kerja.

Inflasi pada Oktober naik ke level tertinggi selama 24 tahun di 85,5 persen. Kondisi ini setelah mulai melonjak tahun lalu karena lira merosot setelah bank sentral mulai memangkas suku bunga seperti yang diinginkan oleh Erdogan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement