IHRAM.CO.ID, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Rasyid Baswedan, telah mengakhiri masa jabatannya pada 16 Oktober lalu. Pada masa kampanye Pilkada, Anies membawa jargon “maju kotanya, bahagia warganya” meskipun selama masa dia menjabat, tidak sedikit beredar kritik serta komentar negatif mengenai kiprah, gaya kepemimpinan, dan kebijakan-kebijakannya. Namun, semua serangan dari berbagai arah dapat disanggah kembali dengan prestasi-prestasi nyata, baik berbentuk fisik maupun nonfisik, dari skala nasional maupun internasional.
Sebut saja capaian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemprov DKI Jakarta yang selama lima tahun berturut-turut (2017-2022) mendapat opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK RI. DKI Jakarta juga memborong sejumlah penghargaan nasional terkait penanganan Covid-19 dari Kementerian Kesehatan selama masa pandemi. Dari skala internasional, nama Anies Rasyid Baswedan masuk dalam daftar 21 Heroes 2021 versi Transformative Urban Mobility Initiative (TUMI), organisasi yang berbasis di Bonn, Jerman. Anies termasuk jajaran tokoh bergengsi dunia lantaran dianggap mampu membenahi sistem transportasi Jakarta.
Publik Jakarta pun dapat merasakan perbaikan sistem transportasi Jakarta yang semakin terintegrasi. Berdasarkan TomTom Traffic Index 2017, Jakarta disebut sebagai kota termacet nomor 3 sedunia, tetapi Pemprov Jakarta di bawah kepemimpinan Anies terbukti membawa perubahan signifikan dalam hal mengurangi kemacetan lalu lintas. Pada 2022, Jakarta “turun” menjadi peringkat 46.
Dari segi prestasi fisik, publik juga dapat melihat sendiri wajah baru Jakarta. Mulai dari hasil pembangunan JIS, stadion terbesar di Indonesia; revitalisasi TIM sebagai pusat seni dan budaya kelas global; CSW, halte integrasi moda bus TransJakarta dan MRT; hingga JPO Phinisi yang ikonik, Flyover Tapal Kuda pengurai kemacetan, revitalisasi trotoar bagi pedestrian serta pesepeda, penataan stasiun, penataan kampung, dan Lapangan Ingub yang berstandar FIFA, dan prestasi lainnya.
Semua kinerja Anies itu memang bukan hasil kerja Superman, melainkan super team. Di belakangnya berdiri jajaran birokrat, yakni perangkat daerah. Selain itu, dengan meminjam istilah sepak bola, sebagai pelatih, Anies tidak sendirian dalam mengelola timnya. Ada Tim Gabungan Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang berperan sebagai 'asisten pelatih'.
Namun, publik masih bertanya-tanya, apa sebenarnya peran TGUPP? Semenjak pertama kali dibentuk, tim ini dipandang sebagai pemborosan belaka. Jumlah anggotanya tidak sedikit, bahkan sempat bertambah beberapa kali. Apakah gubernur dan perangkat daerah tidak cukup mampu melayani kebutuhan masyarakat? Kenapa diperlukan tim tambahan dari kalangan profesional dan teknokrat?
Alasan pemilihan judul buku ini, Bergerak dalam Senyap, bukan metafora atau permainan kata belaka. TGUPP yang diketuai Dr Amin Subekti memang sangat jarang muncul ke permukaan untuk mengabarkan setiap apa-apa yang mereka kerjakan. TGUPP selalu berada di belakang Gubernur, membantu, menyokong, dan mendorong, terutama terkait percepatan tercapainya visi dan misi gubernur (Government Delivery Unit).
“Kalau dulu ada istilah ‘pahlawan tanpa tanda jasa’, kami ini (TGUPP) adalah pekerja senyap saat menjadi delivery log. Prestasi-prestasi itu tidak pernah kami klaim. Semua itu harus jadi prestasi gubernur, jadi prestasi perangkat daerah,” kata Amin Subekti. "Memang tugas kami adalah membuat warga Jakarta happy. Happiness kami muncul dengan melihat Jakarta maju," pungkas Ketua TGUPP tersebut.
Melalui buku yang ditulis wartawan Republika, Erik Purnama Putra dan tim yang dirilis pada awal November 2022 ini, publik akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mengetahui betapa kehadiran TGUPP sangat berdampak sepanjang kepemimpinan Gubernur Anies Rasyid Baswedan. Semua pembaca dapat pula mengetahui bagaimana peranan TGUPP di balik setiap prestasi Pemprov DKI Jakarta hingga terwujudnya Jakarta Kota Kolaborasi yang sesuai paradigma City 4.0. Buku setebal 358 halaman ini akan mulai beredar di toko buku online dan offline pada pekan pertama November 2022.