Ahad 13 Nov 2022 13:07 WIB

PLN Bentuk Unit Khusus Tangani Transisi Energi

PLN fokus memimpin transisi energi Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Pembangkit listrik, ilustrasi. PT PLN (Persero) menunjukkan keseriusannya dalam melakukan transisi energi di sektor ketenagalistrikan. PLN mengembangkan kapasitas teknis dan sumber daya manusia dengan membentuk organisasi khusus yaitu Divisi Energy Transition and Sustainability.
Foto: Antara
Pembangkit listrik, ilustrasi. PT PLN (Persero) menunjukkan keseriusannya dalam melakukan transisi energi di sektor ketenagalistrikan. PLN mengembangkan kapasitas teknis dan sumber daya manusia dengan membentuk organisasi khusus yaitu Divisi Energy Transition and Sustainability.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) menunjukkan keseriusannya dalam melakukan transisi energi di sektor ketenagalistrikan. PLN mengembangkan kapasitas teknis dan sumber daya manusia dengan membentuk organisasi khusus yaitu Divisi Energy Transition and Sustainability.

Divisi ini merupakan kebijakan strategis korporat dalam mengelola secara menyeluruh upaya penurunan emisi karbon di semua proses bisnis PLN. “Unit ini diawasi langsung oleh Direksi dan mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan strategi dan melacak pelaksanaan inisiatif transisi energi,” ujar Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN Yusuf Didi Setiarto dalam siaran pers di Jakarta, Ahad (13/11/2022).

Baca Juga

Di sela forum COP27, Jumat (11/11/2022) diwakili oleh Executive Vice President Energy Transition and Sustainibility, Kamia Handayani menjelaskan untuk mendukung kebijakan strategis dalam menghadapi perubahan iklim, direksi PLN juga berinisiatif mengeluarkan BOD Directive.

Kamia mengatakan kebijakan internal tersebut terdiri dari enam bidang utama yakni, proyeksi dan inventarisasi emisi gas rumah kaca, aksi mitigasi dan adaptasi, pemanfaatan pembiayaan iklim dan penetapan harga karbon, penyediaan anggaran untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, peningkatan kapasitas, pemantauan dan evaluasi, hingga pengembangan kapasitas pegawai. 

Kamia menyampaikan, berkenaan dengan pengembangan kemampuan dan teknologi, PLN optimistis bahwa untuk dapat memanfaatkan peluang transisi energi, perseroan perlu mengembangkan keahlian baru dan kompetensi inti baru. 

“PLN juga mengelola risiko transisi energi dan mengintegrasikannya ke dalam manajemen risiko korporat,” ujar Kamia.

PLN telah mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kemampuan dan mengembangkan peta jalan peningkatan kapasitas untuk transisi energi. Peta jalan ini melibatkan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan. 

“Berkenaan dengan organisasi, tahun ini PLN melakukan transformasi organisasi untuk lebih meningkatkan kapasitas internal kami dalam transisi dan keberlanjutan energi,” ucap Kamia.

Komitmen PLN dalam mendukung transisi energi, lanjut Kamia, sudah diarusutamakan ke dalam setiap fungsi bisnis. Dengan begitu, diharapkan PLN dapat fokus dalam satu tujuan besar, yakni memimpin transisi energi Indonesia. 

Kamia menambahkan, selain penguatan kapasitas internal, PLN percaya bahwa kolaborasi dan inovasi adalah kunci masa depan energi bersih dan terjangkau. "Untuk itu, PLN mengajak semua pelaku transisi energi untuk berkolaborasi. Ini termasuk para pemimpin teknologi, universitas, investor, bank pembangunan, pelaku bisnis ketenagalistrikan dari hulu ke hilir, dan banyak lagi," kata Kamia menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement