Ahad 13 Nov 2022 19:32 WIB

Guru di Australia Tunjukan Kartun Bergambar Rasulullah SAW di Kelas Picu Kontroversi

Orang tua murid Muslim di Australia protes guru tunjukkan gambar Rasulullah SAW

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah Muhammad SAW. Orang tua murid Muslim di Australia protes guru tunjukkan gambar Rasulullah SAW
Foto: Dok Republika
Rasulullah Muhammad SAW. Orang tua murid Muslim di Australia protes guru tunjukkan gambar Rasulullah SAW

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE— Seorang guru Australia memaksa muridnya di kelas untuk melihat kartun bergambar Nabi Muhammad SAW. Tindakan itu pun telah memicu protes dan memicu trauma mendalam bagi siswa Muslim yang melihatnya. 

"Guru media saya menayangkan kartun ini di televisi dan kemudian mengatakan bahwa itu adalah Nabi Muhammad SAW. Itu membuat saya terguncang sampai ke dalam. Saya benar-benar sedih dan kaget," kata  siswa kelas 11 bernama Sara Ammar dari Melbourne kepada Anadolu Agency.

Baca Juga

Perempuan berusia 16 tahun itu mengatakan bahwa dia bukan satu-satunya yang terkejut, tetapi semua orang di kelas. Ada beberapa siswa Muslim lain juga di kelas Ammar. "Mereka semua terdiam seperti aku," ujarnya.

Meskipun Ammar menyatakan ketidaknyamanan dengan penayangan kartun itu, gurunya tidak menjawab permintaannya untuk meninggalkan kelas. 

"Guru terus berbicara tentang bagaimana Muslim membunuh orang yang tidak bersalah yang membuat kartun itu," katanya mencatat bahwa dia tidak ingin anak-anak lain mengalami penghinaan serupa. "Ini sangat traumatis," katanya.

Baca juga: Mualaf David Iwanto, Masuk Islam Berkat Ceramah-Ceramah Zakir Naik tentang Agama 

Ayahnya Muhammad Ammar menuntut agar guru itu diskors dan permintaan maaf resmi dari sekolah. “Kami tidak dapat menerima apapun yang bertentangan dengan Nabi dan agama Islam kami,” katanya.

"Ketika saya pergi untuk membawanya, dia mulai menangis. Dia mengatakan bahwa mereka telah menunjukkan isinya," ujar ayah Ammar.

Tepat setelah penayangan kartun yang menggambarkan Rasulullah SAW, Muhammad Ammar berbicara dengan pejabat sekolah dan menulis surat kepada departemen pemerintah terkait. 

Pihak berwenang menghubungi keluarga itu atas insiden tersebut dan keluarga menerima surel dari seorang anggota parlemen. 

 

Sumber: anadolu   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement