Senin 14 Nov 2022 21:08 WIB

Dari Istana, Lahirlah Kaligrafer Perempuan Berbakat

Banyak kaligrafer perempuan mendapatkan pendidikan seni kaligrafi di istana.

Pengunjung melihat karya kaligrafi Islam yang dipajang di Galeri Kaligrafi Indonesia
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Pengunjung melihat karya kaligrafi Islam yang dipajang di Galeri Kaligrafi Indonesia

IHRAM.CO.ID,  Banyak kaligrafer perempuan mendapatkan pendidikan seni kaligrafi di istana. Contohnya adalah beberapa putri Dinasti Safawi dan Dinasti Qajar di Persia.

Dari hasil pendidikan tersebut, muncul beberapa kaligrafer perempuan yang berbakat seperti putri Shah Ismail, Sultanem Banu, dan putri Shahnewaz Khan, Zibun Nisa Begum. Kedua perempuan darah biru dari Dinasti Safawi itu adalah kaligrafer berbakat.

Baca Juga

Kaligrafer perempuan lainnya adalah Umm Salama dan Shahi Begum, putri Fathali Shah penguasa dari Dinasti Qajar. Ada juga Mahi Ruhsar dan Ziya al-Saltanat, cucu perempuan Fathali Shah. Karya-karya kaligrafi buatan mereka bahkan masih terpelihara hingga saat ini.

Keahlian kaligrafi juga dikuasai oleh para putri dari pasha, penguasa Muslim suatu daerah kekuasaan Dinasti Ottoman, dan juga putri dari perdana menteri Ottoman. Antara lain, Salma Hanim, Fatima Mawhiba Ha nim, Nasiba Farida Hanim.

Bahkan, istri sultan Ottoman, Mahmud II (1829) dan murid Asma Ibrat Hanim (1780) mampu membuat kaligrafi dengan gaya thuluth dan naskhi. Kaligrafer zaman Ottoman lainnya adalah Asma Ibret. Asma merupakan kaligrafer terbaik zaman Ottoman yang karyanya masih bisa dilihat hingga hari ini.

Tidak hanya berasal dari pendidikan kaligrafi di istana, kaligrafer perempuan juga lahir dari keluarga bangsawan dan juga kaligrafer itu sendiri yang memiliki bakat dan minat dalam kaligrafi. Salah satu yang terkemuka di antaranya adalah Ummi Khatun, putri seorang pandai besi dari Gallipolli pada abad ke-16 M.

Dahulu, pandai besi termasuk golongan bangsawan, bahkan tingkat berada di atas para kaligrafer. Ummi Khatun tidak hanya terkenal sebagai kaligrafer perempuan yang berbakat, ia juga merupakan figur intelektual perempuan pada masa Ottoman

sumber : Republika
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement