Rabu 16 Nov 2022 04:59 WIB

Ibnu Qayyim Jelaskan Soal Tiga Jiwa Manusia

Ibnu Qayyim menyebut ada dalil dalam indikasi manusia memiliki tiga jiwa.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Ibnu Qayyim Jelaskan Soal Tiga Jiwa Manusia. Foto: Ilustrasi Ibnu Qayyim.
Foto: Republika.co.id
Ibnu Qayyim Jelaskan Soal Tiga Jiwa Manusia. Foto: Ilustrasi Ibnu Qayyim.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Banyak pernyataan manusia yang mengindikasikan bahwa anak Adam itu mempunyai tiga jiwa. Di antaranya jiwa yang tenang, jiwa yang menyesali diri sendiri, jiwa yang selalu menyuruh kepada kejahatan. 

Ibu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya Ar-Ruh menjelaskan dalil tentang jiwa manusia ada tiga. Bahwa di antara manusia ada yang didominasi salah satu dari tiga jiwa ini, sebagaimana yang lain ada yang didominasi jiwa yang lain. 

Baca Juga

Mereka, kata Ibu Qayyim yang membagi jiwa menjadi tiga macam ini berhujjah dengan bebera firman Allah.  Pertama surah Al Fajr ayat 27 yang artinya:

"Wahai jiwa yang tenang"

Kedua, surah Al-Qiyamah 1-2 yang artinya:

"Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesalkan dirinya sendiri."

Ketiga, Surah Yusuf ayat 54 yang artinya:

"Sesungguhnya jiwa itu selalu menyuruh kepada kejahatan." 

Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengatakan, jiwa itu adalah satu. Namun Ia memiliki beberapa sifat. Setiap sifat disebut dengan satu nama yang disesuaikan dengannya. Jiwa disebut "Muthmainnah" karena pertimbangan ketenangannya yang sedang menuju kepada Allah SWT. 

"Berkat ubudiyah, kecintaan, tawakal, ke pasar lahan dan Ridho kepada-Nya," katanya.

Ciri-ciri kecintaan kepada-Nya, ketakutan dan harapan-harapan-Nya ialah memotong pandangan untuk mencintai selain-Nya, takut dan berharap kepada-Nya. Percintaan kepada-Nya membuatnya tidak membutuhkan cinta kepada selain-Nya. 

"Dengan mengingat Allah membuatnya tidak perlu mengingat selain-Nya. Kerinduan bertemu dengan-Nya membuatnya tidak merindukan pertemanan dengan selain-Nya," tulis Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.

Thuma'ninah kepada Allah SWT merupakan hakikat yang disusupkan Allah ke dalam hati hambaNya, lalu Allah menghimpun hati itu dan mengembalikan hati yang hendak lepas bebas sehingga kembali kepadaNya. Karena itu seakan-akan dia sedang duduk di hadapanNya, dapat melihat dengan-Nya mendengar dengan-Nya, bergerak denganNya dan memegang apapun denganNya.

Tuma'ninah ini menyeruak di dalam jiwa, hati, sendi-sendi, kekuatannya lahiriah maupun batinnya. Rohnya terhipnotis kepada Allah kulit, hati dan seluruh persendiannya melunak untuk berhikmat dan mendekatkan diri kepadaNya.

Thuma'ninah yang Hakiki tidak bisa didapatkan kecuali dengan kembali kepada Allah dan mengingatNya. Inilah Firman yang diturunkan kepada para rasulNya sebagaimana firman Allah dalam surat ar-ra'd ayat 28 yang artinya:

"Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram."

Tuma'ninah, ialah ketentraman dan ketenangan hati, yang ditandai dengan hilangnya kegundahan, kekhawatiran dan guncangan darinya. Yang demikian ini tidak akan terjadi karena suatu pun kecuali karena Allah dan dengan cara mengingatnya semata.

Sedangkan, selain itu adalah tuma'ninah yang menipu. Keyakinan kepada Allah selain Allah merupakan kelemahan yang sudah dipastikan Allah dan tidak dapat ditarik kembali. 

"Siapa yang merasa tentram karena suatu selain Allah, tentu akan dihinggapi kegundahan keguncangan dan kegelisahan yang datang dari sisi darinya sendiri, siapapun dia," katanya.

Bahkan sekiranya seorang hamba merasa tentram dan tenang kepada ilmunya sendiri, keadaan dan amalnya ketentraman itu pun akan sirna dan meninggalkan dirinya. Allah telah menciptakan tujuan yang dikehendaki jiwa orang-orang yang tentram kepada selain-Nya berupa anak panah cobaan, agar hamba-hamba dan para waliNya tahu bahwa orang yang bergantung kepada selain Allah akan terputus. 

"Orang yang merasa tentram kepada selain Allah dengan mengabaikan kemaslahatan dan tujuan dirinya tentu akan terhalang," kata Ibnu Qayyim.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement