Kamis 17 Nov 2022 16:19 WIB

Gubernur Sumbar Minta Warga Waspada Potensi Banjir dan Tanah Longsor

Dalam rentang 11-17 November 2022 telah ada 25 kejadian bencana di Sumbar

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Gubernur Sumbar Mahyeldi minta masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor. Ilustrasi.
Foto: Pemprov Sumbar
Gubernur Sumbar Mahyeldi minta masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir dan tanah longsor karena daerah itu sudah memasuki puncak musim hujan.

"Masyarakat yang berada di daerah rawan banjir dan tanah longsor harus ekstra waspada karena curah hujan yang tinggi," katanya di Padang, Kamis (17/11/2022).

Baca Juga

Mahyeldi mengaku telah memerintahkan BPBD Sumbar untuk mengoordinasikan kesiapan seluruh personel BPBD, baik provinsi maupun kabupaten/kota agar bisa merespons cepat jika terjadi bencana. "Semua personel harus siaga jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Harus bisa bergerak cepat mengantisipasi supaya tidak jatuh korban," ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Sumbar Jumaidi mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan kabupaten/kota menyusul peringatan dini BMKG yang menyebut Sumbar memasuki puncak musim hujan. "Kita ingatkan personel agar selalu siaga, waspada, dan menjaga komunikasi serta koordinasi untuk mengantisipasi semua potensi bencana terutama banjir, tanah longsor dan angin puting beliung," ujarnya.

BPBD Sumbar mencatat dalam rentang 11-17 November 2022 telah ada 25 kejadian bencana di berbagai daerah di provinsi itu. Masing-masing enam banjir, delapan puting beliung dan angin kencang, serta 11 tanah longsor. Daerah yang terkena bencana di antaranya Agam, Padang Pariaman, Padang, Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai, Kabupaten Solok, dan Padang Panjang.

Dari 25 kejadian bencana itu terdata empat rumah rusak akibat longsor, 11 rumah rusak akibat puting beliung, satu hektare lahan pertanian tertimbun longsor, dan 2.999 rumah terendam banjir. "Nilai kerugian akibat bencana masih dalam penghitungan," kata Jumaidi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement