Kamis 17 Nov 2022 19:08 WIB

Visi World Peace Forum Seirama Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah

World Peace Forum merupakan forum penting untuk meluaskan gaung pesan-pesan Islam.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (tengah) menyampaikan paparan persiapan pembukaan Muktamar ke-48 di PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (16/11/2022). Pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah rencananya pada Sabtu (19/11/2022) di Stadion Manahan, Surakarta dan akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Sekitar 17 ribu undangan dan penggembira akan meramaikan pembukaan nanti.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (tengah) menyampaikan paparan persiapan pembukaan Muktamar ke-48 di PP Muhammadiyah, Yogyakarta, Rabu (16/11/2022). Pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah rencananya pada Sabtu (19/11/2022) di Stadion Manahan, Surakarta dan akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Sekitar 17 ribu undangan dan penggembira akan meramaikan pembukaan nanti.

IHRAM.CO.ID,SURAKARTA -- World Peace Forum 8 digelar di Hotel Sunan Surakarta. Sebanyak 70 peserta lintas agama dari 20 negara-negara berdiskusi dan mencari solusi soal persaudaraan antar umat manusia dan dunia yang damai sampai 18 November 2022.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengucapkan selamat datang kepada para tokoh World Peace Forum serta sejumlah harapan. Terkait Muktamar 48, Haedar berharap, WPF dapat melahirkan kemuliaan dan agenda-agenda strategis.

"Untuk menguatkan persaudaraan antara Muslim dengan berbagai agama dan kepercayaan, sebagaimana juga dengan antar negara dan peradaban dalam semangat Islami yaitu rahmatan lil alamin," kata Haedar, Kamis (17/11/2022).

Bagi Haedar, World Peace Forum merupakan forum penting untuk meluaskan gaung pesan-pesan Islam kepada level global yang diharapkan membawa ke jalan Islam tengahan atau wasatiyat. Pesan wasatiyah Islam yang tidak berhenti di deklarasi.

"Tapi, bisa direalisasikan dalam hidup sebenarnya penduduk Muslim dan warga dunia," kata Haedar.

Apalagi, tantangan dunia begitu kompleks. Seperti suburnya kecurigaan, ujaran kebencian, permusuhan, konflik dan perang, kekerasan kepada anak dan perempuan, ekstremisme, kemiskinan, diskriminasi lingkup domestik, regional, dan global.

Haedar berharap, WPF rekomendasi lahirnya dunia damai, adil dan makmur. Disertai persaudaraan laki-laki dan perempuan dengan penuh penghargaan. Itu jadi nilai-nilai otentik Islam yang terangkum dalam semangat Islam sebagai agama peradaban.

Islam menentang kekerasan apapun bentuknya baik secara epistemik, fisik, maupun secara struktural. Islam itu khoiro ummah, komunitas terbaik dan bangsa terbaik. Tidak kalah pelik, berbagai permasalah tersebut turut terjadi di dunia Islam.

Maka itu, Haedar mendorong umat Islam hari ini dapat menghadirkan keteladanan dan keberadaban dari nilai-nilai Islam otentik seperti rahmatan lil alamin. Muslim harus jadi role model dalam sistem ini dan menguatkan persaudaraan.

"Antar umat manusia dengan penuh cinta dan solidaritas," ujar Haedar.

Haedar melihat, World Peace Forum tersinkronisasi dengan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah. Sebab, tema Fraternity and the Middle Path for A Peaceful, Just and Prosperous World senada tema Muktamar, Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta.

Maka itu, Haedar mengundang tokoh-tokoh World Peace Forum turut hadiri pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah. Antara agenda Muktamar ada Islam progresif, visi Muhammadiyah di Muktamar yaitu meluaskan transformasi gerakan Islam modern.

Kemudian, menyediakan pusat-pusat keunggulan dalam berbagai sisi kehidupan dalam level kehidupan nasional dan global. Haedar menyatakan optimismenya kalau pada masa depan realisasi pesan Islam rahmatan lil alamin akan sepenuhnya terwujud.

"Muhammadiyah melanjutkan berjuang untuk Indonesia dan dunia Islam dengan menghadirkan kekuatan strategis di arena global," kata Haedar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement