Jumat 18 Nov 2022 15:58 WIB

Korporasi Tani Mulus, Tingkatkan Produksi Padi, Sejahterakan Petani

Petani enggan berhubungan dengan bank karena adanya persyaratan yang dinilai rumit.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Dirut PT Tani Mulus Emas, Muhaimin, menunjukkan beras premium Tani Mulus.
Foto: Lilis Sri Handayani/Republika
Dirut PT Tani Mulus Emas, Muhaimin, menunjukkan beras premium Tani Mulus.

REPUBLIKA.CO.ID, Benih padi bersertifikat dari varietas Ciherang tersusun rapi di rak depan Kios Koperasi Tani Mulus. Benih tersebut dikemas dalam kemasan ukuran lima kilogram. Benih itu siap diperjualbelikan kepada para petani, yang akan memulai masa persemaian musim tanam rendeng (penghujan) 2022/2023, pada pertengahan Desember 2022 mendatang. 

Tak hanya benih padi, kios yang terletak di Jalan Raya Mundakjaya-Terisi, Desa Mundakjaya, Blok Munjul, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu itu, juga menjual berbagai sarana produksi pertanian lainnya. Seperti pupuk subsidi dan non subsidi, pupuk organik, obat-obatan pertanian maupun alat-alat pertanian.

"Kios itu memang kami hadirkan sebagai solusi atas permasalahan petani dalam pemenuhan kebutuhan sarana produksi pertanian (saprotan)," ujar Dirut PT Tani Mulus Emas, Muhaimin kepada Republika, Jumat (18/11/2022).

Sebelum menjadi koperasi hingga menjelma sebagai korporasi seperti sekarang, Tani Mulus awalnya hanya merupakan kelompok tani. Setelah itu, bersama dua kelompok tani lainnya, bergabung menjadi gabungan kelompok tani (Gapoktan) Tani Mulus pada 2010. 

Saat itu, anggotanya hanya 140 orang. Adapun luas lahan garapannya 278 hektare, dengan produksi padi saat itu hanya di kisaran lima ton per hektare.

Untuk lebih meningkatkan usaha para petani sekaligus memiliki legalitas hukum, Gapoktan Tani Mulus lalu membentuk koperasi pada 2012. Anggotanya adalah orang-orang yang menjadi anggota gapoktan tersebut. Melalui kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) para anggota, hasil panen mereka mulai meningkat menjadi 6,7 ton per hektare.

Produksi padi itu semakin meningkat setelah mereka menjadi binaan Bank Indonesia (BI) pada 2014. Saat itu, dengan dukungan BI dan peran penyuluh pertanian, mereka diberikan pendampingan, pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk, serta membuat demplot-demplot (lahan percontohan). 

"Kami juga membuat brand dan mendaftarkannya, membuat barcode, mengurus sertifikasinya dari Kementerian Pertanian. Produk-produk kami brand-nya adalah ‘Tani Mulus’. Ada beras premium Tani Mulus, beras merah Tani Mulus dan beras hitam Tani Mulus," kata Muhaimin.

Pada 2017, lanjut Muhaimin, BI mengalihkan pembinaan terhadap Koperasi Tani Mulus kepada Kantor Perwakilan BI Cirebon. Tujuannya, agar lebih dekat dan intens pembinaannya. 

Di bawah binaan BI Cirebon, kegiatan pendampingan terus dilakukan. Termasuk pengembangan demplot-demplot yang menerapkan budidaya penanaman sesuai standar, mulai dari varietas, metode maupun penggunaan pupuk berimbang. "Kami dibina langsung oleh BI," ujar Muhaimin.

BI juga memberikan bantuan berupa bangunan kantor koperasi, mobil boks, kandang domba, kendaraan roda tiga maupun kios saprotan yang ada di Jalan Raya Mundakjaya-Terisi. 

 

photo
Kantor Koperasi Tani Mulus. - (Lilis Sri Handayani/Republika)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement