Ahad 20 Nov 2022 20:41 WIB

Penerapan Electricy 4.0 Bantu Capai Target Emisi Nol Bersih

Sektor kelistrikan dituntut dapat mengatasi perubahan iklim dengan energi bersih

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Pengunjung mencoba kendaraan elektrik disela-sela Festival Energi Terbarukan [RE]Spark di Jakarta, (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika.
Pengunjung mencoba kendaraan elektrik disela-sela Festival Energi Terbarukan [RE]Spark di Jakarta, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor kelistrikan dituntut untuk dapat mengatasi perubahan iklim dengan menghasilkan energi yang bersih dan berkelanjutan. Kombinasi elektrifikasi dan digitalisasi atau dikenal dengan istilah Electricity 4.0 dinilai merupakan cara tercepat untuk mencapai target emisi nol bersih.

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi mengatakan, elektrifikasi merupakan vektor terbaik untuk dekarbonisasi. Adapun teknologi digital memungkinkan visibilitas menyeluruh dari yang sebelumnya tidak terlihat menjadi terlihat.

Baca Juga

“Ini memungkinkan operator mengantisipasi kerusakan perangkat sebelum terjadi kegagalan, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi,” kata Roberto dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/11/2022).

Meski begitu, transformasi jaringan listrik pintar atau disebut smart grid juga memiliki tantangan tersendiri. Adopsi teknologi digital yang hampir merata di seluruh sektor mulai dari bangunan dan perumahan, industri, telekomunikasi dan transportasi, mengubah mekanisme komunikasi dengan sistem jaringan listrik yang sebelumnya bersifat satu arah menjadi dua arah.

Sistem kelistrikan dinilai semakin kompleks dan perlu terintegrasi, serta dikelola secara cerdas di tingkat lokal dan di tingkat jaringan distribusi. “Ini agar dapat berkomunikasi dengan sistem manajemen bangunan, stasiun pengisian daya kendaraan listrik, jaringan microgrid, dan lainnya,” ujarnya.

Dengan begitu, kata dia, operator sistem distribusi dapat memprediksi, memantau dan mengambil aksi dalam memastikan ketersediaan dan kebutuhan terpenuhi dengan baik, sekaligus memastikan aspek keberlanjutan.

“Dibutuhkan perencanaan strategis dan holistik dengan berorientasi pada kebutuhan di masa depan agar pengembangan dan pengelolaan smart grid benar-benar dapat mendukung pengendalian perubahan iklim,” katanya.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,  menurut dia, dibutuhkan kemitraan strategis untuk membangun dunia kelistrikan yang baru. Dia menilai, sistem kelistrikan masa depan harus ditunjang dengan mitra teknologi yang berorientasi pada kesederhanaan, keterbukaan, dan teknologi berbasis software.

“Tujuannya untuk memaksimalkan potensi sektor kelistrikan dalam mendukung kebutuhan masa depan baik dari sisi suplai maupun dampak lingkungan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement