Kamis 24 Nov 2022 17:04 WIB

Sri Mulyani: Ekonomi Indonesia Tembus Level Prapandemi

Tren pemulihan ekonomi RI merupakan salah satu yang terkuat di antara negara G20

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas level praprandemi. Tercatat pertumbuhan ekonomi di atas lima persen selama empat kuartal berturut-turut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan jika diakumulasikan level produk domestik bruto (PDB) riil Indonesia dari kuartal I sampai III 2022 telah mencapai 6,6 persen.

Baca Juga

“Ini termasuk pemulihan yang relatif kuat dan cepat, dibandingkan banyak negara lain, yang bahkan masih belum. Inggris termasuk yang paling telat, sampai hari ini mereka belum pulih sampai ke level pra pandemi. Thailand dan Jepang masih berada di bawah level pra pandemi,” ujarnya saat konferensi pers APBN KiTA November 2022, Kamis (24/11/2022).

Menurutnya tren pemulihan ekonomi Indonesia pun merupakan salah satu yang terkuat di antara negara G20 dan Asean-6. Adapun tren pemulihan yang sama juga terjadi di sejumlah negara berkembang lainnya, seperti di Malaysia, Vietnam, dan Filipina.

Sebaliknya, negara yang relatif maju, yang tingkat inflasi dan suku bunganya meningkat tinggi, justru mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang melambat pada kuartal ketiga tahun ini.

“Negara yang relatif maju, yang inflasinya tinggi dan kenaikan suku bunganya sudah tinggi, perekonomiannya mulai mendingin. Inggris bahkan hanya mencatatkan pertumbuhan ekonomi 2,4 per kuartal III, Italia 2,6 persen, Prancis bahkan hanya satu persen, seluruh Uni Eropa tumbuh 2,1 persen,” katanya.

Kemudian perekonomian Amerika Serikat (AS) pun mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,8 persen per kuartal III 2022. Menurutnya, hal itu menggambarkan memerangi inflasi dengan kenaikan suku bunga secara tidak langsung menyebabkan kinerja ekonomi menjadi terpengaruh.

"Tantangan ini yang akan terus dihadapi pada 2022 dan 2023 mendatang,” ucapnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement