Selasa 29 Nov 2022 18:23 WIB

Sensus Terkini, Pertumbuhan Islam di Inggris Meroket

Umat Kristiani di Wales dan Inggris kini tak lebih 50 persen.

 Seorang gadis Muslimah  mengibarkan bendera Inggris dalam peringatan Muslim nasional untuk mendiang Ratu Elizabeth II di Masjid Pusat London, Inggris, Kamis, (15/9/2022).
Foto: AP/Martin Meissner
Seorang gadis Muslimah mengibarkan bendera Inggris dalam peringatan Muslim nasional untuk mendiang Ratu Elizabeth II di Masjid Pusat London, Inggris, Kamis, (15/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sensus penduduk terbaru Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) yang dilansir pada Selasa (29/11/2022) menunjukkan tren peningkatan pemeluk agama Islam yang signifikan di Inggris dan Wales. Selain itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemeluk agama tradisional di Inggris dan Wales, yakni Kristen, terus anjlok hingga kini tak lebih dari 50 persen. 

Dalam sensus yang digelar pada 21 Maret 2021 tersebut, secara keseluruhan pemeluk agama-agama di Inggris mengalami penurunan. Hanya Islam yang secara stabil terus mencatatkan peningkatan pemeluk secara signifikan.

Dalam lansiran ONS, jumlah Muslim di Inggris dan Wales melonjak dari 2,7 juta orang (4,9 persen populasi) pada 2011 menjadi 3,9 juta jiwa (6,5 persen populasi). Jumlah umat Islam ini paling banyak bertumbuh di perkotaan, dan masih didominasi oleh etnis imigran yang kini telah mencapai generasi kedua atau ketiga.

Sementara itu, untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemeluk Kristiani tak lagi mencapai angka 50 persen di Inggris dan Wales. Artinya, secara resmi agama itu bukan lagi mayoritas di kedua wilayah tersebut.

Sensus mencatat, kini tinggal 46,2 persen penduduk Inggris dan Wales (27,5 juta) yang mengaku beragama Kristen. Jumlah ini adalah penurunan signifikan dari 59,3 persen (33,3 juta) pada 2011.

Penurunan jumlah pemeluk Kristiani ini disumbang utamanya oleh lonjakan warga yang ogah beragama. Sebanyak 37,2 persen (22.2 juta orang) warga Inggris dan Wales kini menyatakan tak beragama. Jumlah itu melonjak dari 25,2 persen (14,1 juta orang) pada 2011.

Dalam lansiran ONS disampaikan bahwa banyak faktor pada komunitas berbeda yang menentukan tren tersebut. "Pola usia yang berbeda, tingkat kesuburan, tingkat kematian, dan migrasi. Perubahan ini bis ajuga terjadi karena perbedaan masing-masing orang memberikan jawaban." tertulis dalam laporan tersebut.

Professor Linda Woodhead dalam pidato tahunannya untuk media antariman di Inggris, Religion Media Centre, pada September 2022 lalu memprediksi merujuk sensus di atas, Islam akan terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat di Inggris. berbeda dengan sensus yang dilansir ONS, Prof Woodhead menghitung populasi Muslim di Inggris sedianya bisa mencapai 8 persen saat ini.

Ia juga meyakini Islam akan jadi pemain signifikan dalam lanskap beragama di Inggris pada masa-masa mendatang. Prof Woodhead mengenang, pada 1970-an umat Islam belum begitu terlihat di Inggris. Perlahan, generasi-generasi pertama itu membangun infrastruktur islami seperti rumah potong halal dan masjid-masjid serta sekolah. Generasi kedua Muslim Inggris kemudian mulai mendirikan organisasi masyarakat madani dan lembaga-lembaga amal. 

Saat ini, umat Islam Inggris kian percaya diri dengan banyaknya pejabat publik dan politikus dari komunitas tersebut. Selain itu, anak-anak muda Muslim juga secara signifikan menempuh pendidikan tinggi, membaur dengan berbagai etnis, serta menciptakan kultur Islami yang khas Inggris seperti kuliner, fesyen, dan budaya populer.

"Keluaran budaya Muslim Inggris dilihat keren secara global dan mulai diperhatikan," kata Prof Woodhead. Menurut penelahannya, hanya komunitas Muslim di Inggris yang memenuhi semua syarat untuk bertumbuh secara signifikan dari segi komunitas, institusi, dan keimanan. "Islam akan menjadi bagian paling vital dari umat beragama di negara ini, dan itu potensi yang menakutkan bagi mereka-mereka yang tak mengenal Islam," ujar dia melanjutkan. 

sumber : ONS/religionmediacentre.org.uk
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement