Kamis 01 Dec 2022 14:21 WIB

Ukraina: Pasukan Rusia Mencoba Bergerak Maju di Timur

Aktivitas pertempuran juga dilaporkan terjadi di barat daya dan tengah Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Seorang tentara Ukraina mengintip dari tank Rusia yang ditangkap di garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa, 22 November 2022.
Foto: AP Photo/Libkos
Seorang tentara Ukraina mengintip dari tank Rusia yang ditangkap di garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina, Selasa, 22 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia mencoba bergerak maju di wilayah timur dan melatih tank, tembakan mortir dan artileri di Kherson. Sementara Barat mencoba mendukung Ukraina dalam menghadapi tetangganya, Rusia.

Pentagon mengatakan Washington menandatangani kontrak dengan Raytheon senilai 1,2 miliar dolar untuk sistem pertahanan National Advanced Surface-to-Air-Missile Systems (NASAMS) yang akan dikirim ke Ukraina.

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan negaranya membutuhkan sistem pertahanan Patriot dari Amerika Serikat (AS) untuk melindungi infrastruktur sipilnya. Rusia menghujani infrastruktur Ukraina sejak awal musim dingin.

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin memfokuskan "kemarahan dan tembakannya" ke masyarakat sipil Ukraina. Ia memperingatkan strategi Rusia memecah pendukung Ukraina akan gagal.

"Pemanas, air, listrik, yang menjadi target-target baru Presiden Putin, ia menghantamnya dengan keras, ini kebrutalan terhadap rakyat Ukraina tindakan barbar," kata Blinken dalam konferensi pers di Bucharest, Rabu (30/11/2022).

Pernyataan itu disampaikan usai pertemuan dua hari Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan di pertemuan itu para menteri luar negeri NATO berjanji akan membantu Moldova, Georgia dan Bosnia-Herzegovina yang turut menghadapi tekanan dari Rusia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan, hasil pertemuan ini menunjukkan NATO "jelas tidak tertarik pada solusi politik dan diplomatik di Ukraina".

Rusia menyebut invasiya ke Ukraina sembilan bulan yang lalu sebagai "operasi militer khusus" untuk menyingkirkan nasionalis Ukraina yang mereka anggap berbahaya. Ukraina dan sekutu-sekutunya di Barat menuduh Rusia menggelar serangan tanpa provokasi untuk merebut wilayah negara tetangga.

Ukraina memerintahkan semua kedutaan besar Ukraina di luar negeri untuk memperketat keamanannya setelah dua surat bom dikirimkan ke Duta Besar Ukraina di Madrid dan perusahaan Spanyol yang menyumbangkan peluncur roket ke Ukraina. Kepolisian Spanyol mengatakan mereka sedang menyelidiki kemungkinan hubungan dua bom tersebut.

Satu orang penjaga keamanan kedutaan terluka akibat surat bom itu.

Jenderal Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pasukan Rusia berusaha bergerak maju di wilayah Donetsk di timur yang merupakan medan pertempuran paling sengit saat ini di Ukraina. Pasukan Rusia menembaki beberapa kota termasuk Bakhmut dan kota di dekatnya Soledar dan Opytne.

Di garis pertempuran sebelah selatan pasukan Rusia mengambil posisi bertahan dan melatih tank, tembakan mortir dan artileri ke arah posisi Ukraina dan ibukota wilayah Kherson yang Rusia tinggalkan pada awal November lalu.

Militer mengatakan aktivitas pertempuran juga dilaporkan terjadi di barat daya dan tengah Ukraina. Kebenaran laporan di lapangan belum dapat diverifikasi secara mandiri.

"Kami menganalisa niat dari penjajah dan bersiap mengambil tindakan balasan, tindakan balasan yang lebih kuat dibanding yang terjadi saat ini," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidato malamnya Rabu kemarin.

Deputi administrasi kantor presiden Ukraina, Kyrylo Tymoshenko mengatakan listrik konsumen di Kherson sudah 55 persen pulih kembali. Zelenskyy mengatakan hampir enam juta konsumen di Kiev dan sebagian besar daerah lain tidak mendapatkan aliran listrik.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement