Ahad 11 Dec 2022 12:55 WIB

Putin Pertimbangkan Gunakan Konsep Serangan Militer AS

Rusia telah menerjunkan senjata hipersonik yang mampu melakukan serangan pendahuluan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di konferensi persnya setelah KTT Dewan Antarpemerintah Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) di Bishkek, Kyrgyzstan, Jumat, 9 Desember 2022.
Foto: Sergei Bobylev, Sputnik, Kremlin Pool Photo v
Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di konferensi persnya setelah KTT Dewan Antarpemerintah Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) di Bishkek, Kyrgyzstan, Jumat, 9 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negaranya dapat mengadopsi konsep Amerika Serikat (AS) dalam serangan militer pendahuluan. Dia mencatat bahwa Moskow memiliki senjata untuk melakukan pekerjaan itu.

"Berbicara tentang serangan pelucutan senjata, mungkin ada baiknya memikirkan untuk mengadopsi ide-ide yang dikembangkan oleh rekan-rekan AS kami, ide-ide mereka untuk memastikan keamanan mereka,” kata Putin dengan senyum tipis mencatat bahwa serangan pendahuluan semacam itu dimaksudkan untuk melumpuhkan fasilitas komando.

Baca Juga

Selama bertahun-tahun, Istana Kremlin telah menyatakan keprihatinan tentang upaya Washington untuk mengembangkan kemampuan Conventional Prompt Global Strike. Program ini membayangkan mengenai sasaran strategis musuh dengan senjata konvensional berpemandu presisi di mana pun di dunia dalam waktu satu jam.

"Kami hanya memikirkannya. Mereka tidak malu untuk membicarakannya secara terbuka selama beberapa tahun terakhir,” kata Putin mengacu pada kebijakan AS saat dia menghadiri pertemuan puncak di Kyrgyzstan dari aliansi ekonomi negara-negara bekas Uni Soviet.

Putin mengklaim bahwa Rusia telah menerjunkan senjata hipersonik yang mampu melakukan serangan seperti itu, sementara AS belum bisa mengerahkannya. Dia juga menyatakan, Rusia sekarang memiliki rudal jelajah yang melampaui rudal AS.

Putin tampaknya merujuk pada senjata berpemandu presisi konvensional ketika dia berbicara tentang kemungkinan meniru strategi AS. Hanya saja, dia secara khusus mencatat bahwa AS tidak mengesampingkan penggunaan senjata nuklir terlebih dahulu.

"Jika musuh potensial percaya bahwa itu dapat menggunakan teori serangan pendahuluan dan kami tidak melakukannya, itu membuat kami berpikir tentang ancaman yang ditimbulkan oleh ide-ide semacam itu dalam postur pertahanan negara lain,” kata presiden Rusia.

 

 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement