Senin 12 Dec 2022 05:48 WIB

Tata Cara Sholat Istisqa Menurut Imam Syafii

Imam Syafii menjelaskan tata cara sholat istisqa.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
 Tata Cara Sholat Istisqa Menurut Imam Syafii. Foto:  Sejumlah warga melaksanakan sholat Istisqa di lahan sawah terdampak kekeringan di Desa Lambadeuk, Kecamatan Peukan Bada, kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (23/1/2020).
Foto: Antara/Ampelsa
Tata Cara Sholat Istisqa Menurut Imam Syafii. Foto: Sejumlah warga melaksanakan sholat Istisqa di lahan sawah terdampak kekeringan di Desa Lambadeuk, Kecamatan Peukan Bada, kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (23/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sholat istisqa adalah sholat yang disyariatkan karena hujan tidak turun-turun atau sumber-sumber air mengering. Sholat ini disunahkan pada saat penyebabnya muncul dan berakhir dengan hilangnya sebab. Misalnya, hujan turun atau mata air sudah kembali mengalir. 

Imam Syafii dalam Fikih Manhaji menjelaskan, ada tiga cara yang disunahkan untuk sholat istisqa. Yakni, minimal berdoa di wkatu-waktu yang disukai, (sedang) yaitu berdoa setelah rukuk pada rakaat terakhir sholat wajib dan usai sholat, dan (maksimal) dilakukan pada shalat istisqa dan dilaksanakan dengan tata caranya. 

Baca Juga

Yakni sebagai berikut: 

Pertama, imam atau wakilnya memerintahkan agar waga bertaubat secara benar, bersedekah kepada warga miskin, menghentikan kezhaliman serta mempererat persaudaraan, dan puasa empat hari berturut-turut. Ketiga hal itu disunahkan karena memiliki hubungan dengan dikabulkannya doa sebagaimana terekam dalam sejumlah hadis-hadis shahih. 

Kedua, imam membawa mereka ke tanah lapang di hari keempat puasa. Pakaian yang mereka kenakan mencerminkan kerendahan, kekhusyukan, dan ketundukan. Imam atau wakilnya melakukan sholat dua rakaat secara berjamaah persis seperti sholat Id. 

Ibnu Majah dan lainnya meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berujar, "Rasulullah SAW muncul dalam pakaian yang tawadhu, penuh kekhusyukan dan ketundukan. Beliau shalat dua rakaat seperti sholat Id,". 

Ketiga, usai sholat imam pun berkhutbah dua kali, persis seperti khutbah sholat Id. Bedanya, khutbah kali ini patut diawali dengan beristighfar sembilan kali waktu khutbah pertama, dan tujuh kali pada khutbah kedua. 

Ketika khutbah kedua berlangsung hingga sepertiganya, khatib berpaling menghadap kiblat dan membelakangi jamaah. Ia mengubah posisi serban dengan memutar bagian atas hingga menjadi bagian bawah dan bagian bawah menjadi bagian atas. Bagian kanan ke kiri dan bagian kiri ke kanan. Ini merupakan simbol ketundukan kepada Allah SWT. 

Para jamaah juga disunahkan untuk melakukan hal yang sama. Khatib disunahkan pula untuk memperbanyak istighfar, berdoa, bertaubat, dan menundukkan diri kepada Allah SWT. 

Keempat, disunahkan untuk membawa serta anak-anak keci;, orang usia lanjut, dan hewan ternah ke tanah lapang. Ini karena musibah menimpa semua orang. Selain itu, tidak sepatutnya kafir dzimmi (yakni) dilarang untuk menghadirinya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement