Selasa 13 Dec 2022 23:03 WIB

M Qodari: Piala Dunia 2022 Jadi Momentum Revolusi PSSI

PSSI diharapkan menghasilkan pemain yang berkompetisi di liga besar Eropa.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Logo PSSI
Logo PSSI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara Asia dan Afrika mampu memberikan kejutan pada ajang Piala Dunia Qatar 2022. Arab Saudi menjadi negara pertama yang membuat kejutan dengan mengalahkan Argentina di laga pertama grup C.

Kejutan berlangsung saat Jepang menundukan Jerman dan Spanyol masing-masing dengan skor 2-1. Korea Selatan tak mau kalah dengan mempecundangi Portugal 2-1. 

Baca Juga

Yang paling fenomenal tentu saja wakil Afrika Maroko. Hakim Ziyech dkk sejauh ini berhasil ke semifinal. Di 16 besar memulangkan Spanyol dengan adu penalti. Pada perempat final, Maroko menyingkirkan Portugal 1-0 dalam waktu 2x45 menit, sekaligus menorehkan sejarah sebagai negara Afrika pertama lolos semifinal piala dunia. 

Indonesia sejak Merdeka tahun 1945 dan dengan jumlah penduduk jauh lebih banyak dibanding Maroko, belum sekali pun tampil di pentas piala dunia. 

Pengamat M Qodari mengajak stakeholder sepak bola nasional menjadikan Piala Dunia 2022 ini menjadi momentum kebangkitan sepak bola Indonesia. Dalam sebuah rekaman Qodari menyatakan, "Negara yang bisa berprestasi bagus dan lolos Piala Dunia adalah negara yang pemainnya memiliki kualitas bagus. Ukurannya sangat jelas, yakni mereka yang mampu main dan kompetitif di liga utama Eropa."

Ia mengatakan, Korea Selatan dan Jepang punya banyak pemain yang berlaga di liga utama Eropa. Untuk Maroko bahkan 17 dari 25 pemainnya bermain di Eropa, yaitu Inggris, Italia, Prancis, Jerman, dan Spanyol. Ada Achraf Hakimi di PSG, Hakim Ziyech di Chelsea, dan banyak lagi.

"Oleh sebab itu, siapa pun yang memimpin PSSI harus berpikir untuk mampu melahirkan pemain berkualitas yang sangat baik, sehingga bisa direkrut oleh klub liga utama Eropa," imbuhnya.

Qudori menegaskan, dalam 20-40 tahun terakhir, Indonesia tidak pernah mencapai itu. PSSI belum menciptakan pemain berkualitas sehingga menarik minat klub besar liga utama Eropa. 

"Urutannya, pemain yang bagus dibentuk oleh klub yang bagus, klub bagus dibentuk kompetisi atau liga yang bagus dan liga  yang bagus adalah desain atau produk dari asosiasi sepak bola yang bagus," ucapnya.

"Sudah puluhan tahun kita dengan pola seperti ini, ya itu harus diubah, pola perubahan yang sangat besar itu namanya dalam terminologinya revolusi. Kata revolusi tak terhindarkan dalam upaya kita untuk memperbaiki sepakbola Indonesia. Kata kuncinya adalah revolusi PSSI. Piala Dunia Qatar 2022 ini dijadikan momentum Revolusi PSSI," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement