Rabu 14 Dec 2022 12:57 WIB

Serangan Masjid Toronto, Trauma Umat Islam, dan Industri Islamofobia yang Menggurita 

Serangan Masjid Toronto Kanada membangkitkan kewaspadaan Muslim

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Illustrasi Islamofobia. Serangan Masjid Toronto Kanada membangkitkan kewaspadaan Muslim terhadap meningkatnya Islamofobia
Foto: Republika/Mardiah
Illustrasi Islamofobia. Serangan Masjid Toronto Kanada membangkitkan kewaspadaan Muslim terhadap meningkatnya Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO – Kelompok Muslim Kanada menyuarakan keprihatinan terkait serangan yang baru-baru ini terjadi di Toronto. Dalam kejadian tersebut, seorang imam diduga diserang saat melaksanakan sholat subuh. 

Islamic Foundation of Toronto mengatakan seorang penyusup telah memasuki masjid dan mengganggu sholat subuh, dengan menyerang imam. Dua jamaah pemberani pun dengan cepat menahannya dan menelepon 911. 

Baca Juga

Dalam pernyataannya, masjid mengutuk serangan itu dan meminta polisi untuk menjaga agar semua jalan penyelidikan tetap terbuka. 

"Hati kami sangat terganggu dan kami tahu banyak anggota komunitas kami yang sangat prihatin setelah insiden terjadi pagi ini," bunyi pernyataan resmi tersebut dikutip di Middle East Monitor, Rabu (14/12/2022). 

Meski demikian, mereka mengatakan tidak ada informasi yang cukup untuk mengetahui apa motivasi serangan itu. Mereka juga menyebut saat ini merupakan waktu yang sulit dan menakutkan bagi komunitasnya. 

Polisi Toronto sedang menyelidiki masalah ini dan belum menuntut individu tersebut. Dalam cuitan di akun Twitter, mereka menyebut tengah menyelidiki semua potensi kejahatan rasial. Jika tuduhan diajukan, akan ada pembaruan untuk kasus tersebut. 

Sang Imam yang mengalami serangan, Yusuf Badat, mengeluarkan pernyataan dan mengatakan dirinya dan banyak jamaahnya merasa trauma, ketakutan, dan sangat khawatir setelah kejadian tersebut. 

"Saya berdoa agar tidak ada individu atau komunitas yang mengalami kejadian mengerikan yang dialami oleh jemaat IFT dan saya sendiri pagi ini," katanya. 

Dewan Nasional Muslim Kanada dan Dewan Imam Kanada (CCI) juga menyatakan keprihatinan mereka atas insiden tersebut. Keberanian jemaah untuk mencegah meluasnya insiden buruk ini disebut sebagai hal yang luar biasa. CCI pun mendorong seluruh jamaah untuk terus meningkatkan kewaspadaannya. 

Para ahli di Kanada sebelumnya mengatakan negara bagian ini telah menyaksikan puluhan tahun retorika anti-Muslim baik dari politisi maupun media. 

Baca juga: Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat

Serangan Islamofobia dan anti-Muslim juga meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Aksi yang paling terkenal adalah penembakan massal di masjid Kota Quebec pada 2017, di mana seorang pria kulit putih Kanada menembak dan membunuh enam orang. 

Sebuah laporan bulan Agustus dari Statistics Canada menemukan kejahatan rasial terhadap komunitas Muslim di seluruh negeri meningkat sebesar 71 persen pada 2021. 

Tidak hanya itu, studi pemerintah menemukan jumlah serangan yang tercatat terhadap Muslim naik dari 84 insiden pada 2020 menjadi 144 pada 2021. Lonjakan serangan mengikuti penurunan dari tahun sebelumnya, karena pada 2019 ada total 182 insiden yang dilaporkan menargetkan Muslim.

Sebuah studi baru-baru ini dari Oktober melacak jaringan yang menjajakan Islamofobia di seluruh Kanada selama empat tahun terakhir. 

Laporan setebal 240 halaman itu menguraikan ekosistem yang terlibat, seperti outlet media, pemberi pengaruh Islamofobia, kelompok nasionalis kulit putih, kelompok pro-Israel sayap kanan pinggiran, ahli keamanan, lembaga think tank dan para donor yang mendanai kampanye mereka.

Meski beberapa laporan telah menguraikan industri Islamofobia di Amerika Serikat, penelitian ini adalah salah satu yang pertama yang melihat secara mendalam jaringan Islamofobia di Kanada.    

 

 

Sumber: middleeasteye 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement