Sabtu 17 Dec 2022 13:56 WIB

Diserang 70 Rudal, Warga Kiev Menolak Menyerah pada Rusia

Serangan 70 rudal itu bertujuan melumpuhkan militer Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Moskow mengatakan serangan itu bertujuan melumpuhkan militer Ukraina. Kiev menyebutnya sebagai kejahatan perang.
Foto: Administration of the Kursk region of Russia
Moskow mengatakan serangan itu bertujuan melumpuhkan militer Ukraina. Kiev menyebutnya sebagai kejahatan perang.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Rusia menggelar serangan terbesar ke Ukraina. Moskow melepaskan tembakan 70 lebih rudal dalam serangan terbesar sejak awal perang. Moskow mengatakan serangan itu bertujuan melumpuhkan militer Ukraina. Kiev menyebutnya sebagai kejahatan perang.

"Mereka ingin menghancurkan kami dan menjadikan kami budak, tapi kami tidak akan menyerah, kami akan bertahan," kata seorang warga Kiev, Lidiya Vasilieva, 52 tahun, saat hendak menunju ke tempat perlindungan sementara di stasiun kereta, Jumat (16/12/2022).

Wali Kota Kiev Vitali Klitschko mengatakan hanya sepertiga warga kota itu yang memiliki penghangat dan air dan 40 persen listrik.  Ia menambahkan sistem metro yang penting dalam mengirimkan artileri masih tidak bisa beroperasi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta rakyat Ukraina untuk bersabar. Ia mendesak pemerintah daerah untuk lebih kreatif dalam menyediakan pasokan energi darurat.

Serangan ke Kota Kharkiv juga mengakibatkan pemadaman listrik, matinya pemanas dan aliran air. Kantor berita Ukraina, Interfax mengutip Gubernur  Kharkiv Oblast Oleh Synehubov yang mengatakan 55 persen listrik di Kota Kharkiv sudah kembali dan 85 persen di daerah sekitarnya.

"Kami mendengar ledakan, listrik mati, orang-orang butuh makanan, kami memasak di tunggu kayu," kata Liudmyla Kovylko yang memaksa di distribusi makanan darurat, ia menambahkan hidup harus terus berjalan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement