Senin 19 Dec 2022 07:52 WIB

Hamas Peringatkan Pemukim Yahudi Tidak Rayakan Hanukkah di Al Aqsa

Perayaan Hanukkah di Al Awsa akan menjadi eskalasi berbahaya dan provokasi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Seorang anggota komunitas Yahudi mengamati tempat lilin Hanukkah setinggi sepuluh meter di depan Gerbang Brandenburg di Berlin, Jerman, 18 Desember 2022 dalam rangka liburan delapan hari Hanukkah (Festival Cahaya Yahudi) Yahudi yang akan datang. Acara tersebut menandai peresmian kembali Kuil Yahudi kedua di Yerusalem.
Foto: EPA-EFE/Filip Singer
Seorang anggota komunitas Yahudi mengamati tempat lilin Hanukkah setinggi sepuluh meter di depan Gerbang Brandenburg di Berlin, Jerman, 18 Desember 2022 dalam rangka liburan delapan hari Hanukkah (Festival Cahaya Yahudi) Yahudi yang akan datang. Acara tersebut menandai peresmian kembali Kuil Yahudi kedua di Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemukim Yahudi pada Ahad (18/12/2022) menginstruksikan kepada kelompoknya untuk masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa dalam rangka merayakan hari raya Hanukkah. Kelompok militan Palestina, Hamas memperingatkan bahwa ada konsekuensi serius jika para pemukim memaksa masuk ke kompleks tersebut.

Hamas menyebut intruksi yang direncanakan kelompok pemukim Yahudi itu sebagai eskalasi berbahaya dan provokasi sentimen Palestina. Jika terjadi serangan dan kerusuhan, maka Hamas akan meminta pemerintah Israel untuk bertanggung jawab.

"Kami menganggap pemerintah pendudukan Israel bertanggung jawab penuh atas dampak dari serangan dan provokasi ini," ujar pernyataan Hamas, dilansir Middle East Monitor, Ahad.

Hamas kemudian menyerukan warga Palestina untuk mempertahankan Masjid Al Aqsa dengan mengintensifkan kehadiran mereka di tempat suci tersebut. Bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga di dunia.

Sementara umat Yahudi menyebut kompleks Al Aqsa sebagai "Temple Mount". Yahudi mengklaim bahwa di area itu terdapat dua kuil Yahudi kuno.

Israel menduduki Yerusalem Timur selama Perang Arab-Israel 1967. Israel menganeksasi seluruh Yerusalem pada 1980. Langkah ini tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement