Selasa 20 Dec 2022 14:23 WIB

Pertemuan Putin-Lukashenko Kesampingkan Perang Ukraina

Putin dan Lukashenko justru saling memuji hubungan kedua yang semakin dekat

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko justru memuji hubungan kedua yang semakin dekat.
Foto: EPA-EFE/IGOR KOVALENKO
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko justru memuji hubungan kedua yang semakin dekat.

REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Belarusia untuk pertama kalinya sejak 2019. Putin hampir tidak menyebutkan perang yang berkecamuk di dekat Ukraina pada konferensi pers bersama pada Senin (19/12/2022). Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko justru memuji hubungan kedua yang semakin dekat.

Kedua pemimpin negara menyatakan keselarasan ekonomi, industri, dan pertahanan yang semakin dekat antara dua bekas negara Uni Soviet. Mereka pun ikut merayakan  kegembiraan final sepak bola Piala Dunia di Qatar pada akhir pekan.

Baca Juga

Lukashenko mengatakan, telah ada kesepakatan tentang harga baru untuk pasokan gas Rusia, tetapi menolak memberikan rincian sebelum pemerintahnya membahasnya. Dia berterima kasih kepada Putin karena telah memenuhi janji untuk meningkatkan jet militer buatan Rusia di Belarusia dan memasok dengan sistem rudal taktis Iskander-M berkemampuan nuklir untuk mempertahankan diri dari ancaman dari Barat.

"Anda telah membuat langkah yang menentukan dan penting menuju keamanan Belarusia," kata Lukashenko.

Putin dan Lukashenko telah bertemu berkali-kali tahun ini. Namun momen itu adalah perjalanan pertama Putin ke Minsk sejak pandemi Covid-19 dan gelombang protes pro-demokrasi pada 2020 yang ditumpas Lukashenko dengan dukungan kuat dari Istana Kremlin.

Lukashenko pada satu titik menyebut Putin sebagai "kakak laki-laki" dan memuji Rusia sebagai teman yang telah mengulurkan tangannya karena memberi Belarusia minyak dan gas dengan harga diskon. “Rusia dapat mengelola tanpa kami, tetapi kami tidak dapat (mengelola) tanpa Rusia,” katanya.

Persepsi bahwa Lukashenko bergantung pada Putin untuk kelangsungan hidupnya telah mengipasi ketakutan di Ukraina. Muncul dugaan bahwa Putin akan menekannya untuk bergabung dengan serangan darat baru dan membuka front baru dalam invasi Rusia ke Ukraina.

Jenderal top Ukraina Valery Zaluzhniy mengatakan kepada The Economist pekan lalu, bahwa Rusia sedang mempersiapkan 200 ribu pasukan baru untuk serangan besar. Penyerbuan ini bisa datang dari timur, selatan, atau bahkan dari Belarus pada awal Januari, tetapi lebih mungkin di musim semi. Namun juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov sebelum pertemuan kedua kepala negara, menyebut saran bahwa Rusia ingin menarik Belarusia ke dalam konflik sebagai pembuatan bodoh dan tidak berdasar.

Moskow dan Minsk telah membentuk unit militer gabungan di Belarusia dan mengadakan banyak latihan. Tiga pesawat tempur Rusia dan pesawat peringatan dini dan pengawasan udara dikerahkan ke Belarusia pekan lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement