Senin 26 Dec 2022 17:54 WIB

Wisatawan Diminta Waspadai Gelombang Tinggi Perairan Selatan Jawa

Potensi gelombang tinggi di selatan Jawa sekitar 2,5 meter hingga empat meter.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pengunjung melihat bangunan yang terdampak abrasi akibat gelombang tinggi di Pantai Depok, Bantul, DI Yogyakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terjadinya peningkatan gelombang air laut di pantai selatan Jawa.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Pengunjung melihat bangunan yang terdampak abrasi akibat gelombang tinggi di Pantai Depok, Bantul, DI Yogyakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terjadinya peningkatan gelombang air laut di pantai selatan Jawa.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY meminta wisatawan maupun masyarakat untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan selatan Jawa. Pasalnya, kawasan pantai selatan menjadi salah satu destinasi di DIY yang ramai dikunjungi di masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 ini.

"Potensi gelombang tinggi di selatan Jawa sekitar 2,5 meter hingga empat meter," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi, Stasiun Klimatologi Sleman, BMKG DIY, Etik Setyaningrum kepada Republika.co.id, Senin (26/12/2022).

Etik menjelaskan, ada potensi terjadinya peningkatan intensitas hujan di wilayah DIY selama musim libur Nataru 2023. Pihaknya memprediksi dapat terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat dari 26 Desember hingga 1 Januari 2023.

"Adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di wilayah selatan Jawa atau DIY yang dapat meningkatan pertumbuhan awan konvektif, yang berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi," ujarnya.

Untuk itu, wisatawan yang melakukan kegiatan wisata khususnya di kawasan pantai selatan diminta mewaspadai potensi gelombang tinggi. Selain itu, angkutan penyeberangan juga diminta untuk mewaspadai gelombang tinggi ini.

"Masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan peningkatan kewaspadaan upaya adaptasi dan mitigasi," jelas dia.

Mengingat meningkatnya intensitas hujan di DIY, Etik juga meminta agar warga maupun masyarakat mewaspadai bencana hidrometeorologi. Mulai dari banjir, angin kencang, hingga tanah longsor.

Bencana hidrometeorologi perlu diwaspadai, terutama di kawasan-kawasan yang rawan bencana. Bahkan, beberapa kawasan wisata alam di DIY juga masuk dalam kawasan rawan bencana, seperti bencana longsor.

"Selama musim hujan perlu diwaspadai bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di daerah-daerah rawan bencana di wilayah DIY," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, juga sudah memastikan kesiapan seluruh destinasi wisata di DIY. Di seluruh kabupaten/kota se-DIY, terdapat 191 destinasi wisata, termasuk destinasi wisata alam yang sudah siap dikunjungi wisatawan.

"Tren yang sekarang ini ada setelah pandemi Covid-19, wisatawan juga menaruh perhatian yang sangat baik terhadap aktivitas di desa wisata," kata Singgih.

"Kami sudah memastikan DIY dapat menerima para wisatawan dengan aman, nyaman, dan tentunya mengimbau pada seluruh masyarakat untuk bisa menjadi tuan rumah yang baik. Sehingga, betul-betul suasana Nataru ini menjadi investasi untuk bergerak di  2023 agar menjadi lebih baik," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement