Rabu 28 Dec 2022 21:40 WIB

Kremlin: Masuknya Empat Wilayah Ukraina ke Rusia Jadi Syarat Damai

Empat wilayah Ukraina ikut ke Rusia melalui referendum pada Oktober.

Tentara Ukraina mengendarai Humvee di Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Rabu, 21 Desember 2022. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tidak ada rencana perdamaian untuk Ukraina jika tidak memperhitungkan masuknya empat wilayah baru ke Federasi Rusia.
Foto: AP/LIBKOS
Tentara Ukraina mengendarai Humvee di Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina, Rabu, 21 Desember 2022. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tidak ada rencana perdamaian untuk Ukraina jika tidak memperhitungkan masuknya empat wilayah baru ke Federasi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tidak ada rencana perdamaian untuk Ukraina jika tidak memperhitungkan masuknya empat wilayah baru ke Federasi Rusia.

"Sejauh ini, tidak ada rencana perdamaian untuk Ukraina. Tidak ada rencana perdamaian untuk Ukraina yang tidak memperhitungkan realitas hari ini, dengan wilayah Rusia, dengan masuknya empat wilayah baru ke Rusia. Tidak ada rencana yang tidak memperhitungkan realitas ini yang dapat diklaim damai," kata Peskov saat jumpa pers, Rabu (28/12/2022).

Baca Juga

Empat wilayah Ukraina, yaitu Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson, diikutkan ke Rusia melalui keputusan presiden pada awal Oktober setelah referendum yang didukung Moskow diadakan. Referendum tersebut ditolak oleh komunitas internasional.

Memperhatikan bahwa perjalanan Presiden Rusia Vladimir Putin ke wilayah Pskov dibatalkan karena kondisi penerbangan yang buruk, Peskov mengatakan Putin sedang mempersiapkan kontak dengan Presiden China Xi Jinping.

"Saya dapat mengonfirmasi bahwa kontak semacam itu sedang dipersiapkan dan kami akan memberi tahu Anda pada waktu yang tepat kapan dan bagaimana itu akan dilakukan," kata Peskov.

Peskov juga mengomentari peningkatan ketegangan baru-baru ini antara Serbia dan Kosovo, mencatat bahwa Moskow mengikuti situasi dengan cermat dan mendukung tindakan Beograd dalam masalah ini.

"Kami memiliki hubungan sekutu dekat, sejarah, spiritual, dan hubungan lain yang sangat dekat dengan Serbia. Tentu saja, Rusia sangat dekat mengikuti apa yang terjadi (di Kosovo), bagaimana hak-hak orang Serbia dipastikan. Dan, tentu saja, kami mendukung Beograd dalam tindakan yang sedang dilakukan," kata Peskov.

Ketegangan antara Kosovo dan Serbia meningkat sejak penahanan mantan polisi Serbia Dejan Pantic karena dicurigai menyerang petugas pemilu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement