Kamis 29 Dec 2022 17:45 WIB

Wapres Harapkan Perusahaan Jadi Agen Perubahan Menjaga Lingkungan

Wapres Ma'ruf berharap para agen perubahan bersama Pemerintah kurangi emisi karbon

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Presiden Maruf Amin didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam konferensi persnya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (29/12).Wakil Presiden Maruf Amin berharap semakin banyak perusahaan yang menjadi agen perubahan dalam pengelolaan lingkungan. Maruf mengatakan, Pemerintah membutuhkan aksi nyata dunia usaha dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan berkelanjutan.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam konferensi persnya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (29/12).Wakil Presiden Maruf Amin berharap semakin banyak perusahaan yang menjadi agen perubahan dalam pengelolaan lingkungan. Maruf mengatakan, Pemerintah membutuhkan aksi nyata dunia usaha dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin berharap semakin banyak perusahaan yang menjadi agen perubahan dalam pengelolaan lingkungan. Ma'ruf mengatakan, Pemerintah membutuhkan aksi nyata dunia usaha dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan berkelanjutan.

Ini disampaikan Ma'ruf saat menyerahkan penganugerahan Penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) Tahun 2022.

"Saya berharap, makin banyak perusahaan yang akan menjadi “Agen Perubahan”, utamanya dengan melibatkan para pemangku kepentingan untuk ikut menjaga lingkungan dan mengurangi dampak lingkungan," ujar Ma'ruf di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Kamis (29/12/2022).

Ma'ruf mengatakan, Pemerintah juga menargetkan penurunan emisi Indonesia dalam Enhanced Nationally Determined Contributions menjadi 31,89 persen dan 43,20 persen dengan dukungan internasional di tahun 2030 yang didasarkan pada sejumlah kebijakan nasional.

Peningkatan target tersebut diwujudkan melalui upaya penerapan pajak karbon, upaya mencapai FOLU Net Sink 2030, mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik, serta inisiasi program biodiesel B40.

"Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri untuk mencapai target tersebut. Dukungan multipihak dan multisektor dalam paradigma kolaborasi dan kerja sama, termasuk dari dunia usaha," ujarnya.

Karenanya, dia berharap penghargaan Proper ini memacu perusahaan untuk melakukan praktik bisnis yang berkelanjutan dengan menerapkan prinsip ekonomi hijau. Ada 51 perusahaan yang memperoleh peringkat emas, 170 perusahaan hijau, 2.031 perusahaan biru, 887 perusahaan merah dan 2 perusahaan hitam. Namun, ada 59 perusahaan tidak diumumkan karena masih dalam proses penegakan hukum dan tidak lagi beroperasi.

"Perusahaan yang mengikuti PROPER, baik jumlah maupun peringkatnya semakin meningkat. Artinya, semakin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup," ujarnya.

Wapres berharap Anugerah PROPER ini dapat melahirkan berbagai program inklusif yang melibatkan banyak pihak demi keberhasilan pelestarian lingkungan.“Keberhasilan Program Anugerah PROPER kiranya dapat diikuti dengan program-program lain yang terus melibatkan seluruh komponen bangsa, baik dunia usaha, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, pemerintah pusat dan daerah, maupun pemangku kepentingan yang lebih luas," ujarnya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyampaikan pada penilaian Proper tahun ini ada 3.200 unit entitas perusahaan yang dinilai kinerja lingkungannya.  Angka ini mengalami peningkatan sebesar 25 persen dalam periode dua tahun terakhir.

Selain itu, tahun ini penilaian Proper berkembang pada unsur kriteria penilaian dalam kerangka green leadership.

“Variabel baru Green Leadership di dunia bisnis juga penting sebagai gambaran kebijakan green economy, industri, green technology, dan lain-lain yang sudah harus beraktualisasi untuk menjawab tantangan nasional maupun global," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement