Jumat 30 Dec 2022 19:05 WIB

Wapres Optimistis Pasar Modal Indonesia akan Bergairah Tahun Depan

Indeks Saham Syariah Indonesia sepanjang 2022 tumbuh 9,4 persen dibandingkan 2021.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nidia Zuraya
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin.
Foto: BPMI Wasetpres
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan optimisme Pemerintah terhadap aktivitas pasar modal pada tahun depan. Optimisme mengacu aktivitas pasar modal yang cukup bergairah sepanjang tahun 2022 dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah dan melampaui angka sebelum pandemi.

"Berbagai capaian perdagangan bursa efek Indonesia tersebut menjadi pijakan positif bagi pelaku pasar untuk menatap optimis perekonomian di tahun 2023, seraya tetap diikuti dengan kewaspadaan dan kehati-hatian,” ujar Ma'ruf saat menutup secara resmi perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2022 secara daring, Jumat (30/12/2022).

Baca Juga

Ma'ruf juga menjabarkan lima alasan yang mendasari optimisme untuk menyambut 2023. Pertama, pemulihan ekonomi berjalan di jalur yang tepat dengan indeks manufaktur ekspansif, ekspor tumbuh, dan surplus neraca perdagangan terus membesar.

“Meskipun demikian, antisipasi atas situasi ekonomi global dan kemungkinan pelambatan ekonomi di negara-negara mitra dagang utama kita, tetap diperlukan,” kata dia.

Kedua, sektor keuangan sehat dan kuat, terlebih dengan adanya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan. Ia menilai, sinergi pemerintah serta peran otoritas sektor keuangan, seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), akan makin kuat dalam menjaga sektor keuangan.

“Perluasan peran LPS dalam penjaminan asuransi akan lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi nasional,” ujar katanya.

Ma'ruf melanjutkan, begitu juga dengan bangkitnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional, implementasi Undang-Undang Cipta Kerja, dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

“Keempat, sektor ekonomi dan keuangan syariah terus menunjukkan pertumbuhan. Perkembangan pasar modal syariah juga menggembirakan,” katanya. 

Hal tersebut, lanjuut, terlihat dari Indeks Saham Syariah Indonesia sepanjang 2022 tumbuh 9,4 persen dibandingkan 2021 sekaligus nilai sukuk korporasi meningkat sebesar 20,23 persen. “Terakhir, penanganan kasus Covid-19 terkendali, dan cakupan vaksinasi maupun booster semakin luas,” katanya.

Dengan kelima kondisi tersebut, Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah ini berharap kinerja pasar modal Indonesia tumbuh positif pada 2023, banyak perusahaan akan go public, termasuk sektor UMKM yang naik kelas, serta berkembangnya penawaran efek melalui urun dana berbasis teknologi informasi.

“Di lain pihak, regulator dan pengawas pasar modal, baik OJK maupun BEI, agar lebih meningkatkan pengawasan dan perlindungan bagi investor, sehingga kepercayaan investor akan semakin tinggi terhadap pasar modal Indonesia,” kata Wapres.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggarisbawahi, peningkatan jumlah investor individual yang mencapai lebih dari 10 juta dan mayoritas berasal dari kalangan generasi muda adalah sebuah capaian yang menggembirakan, sekaligus patut dicatat sebagai sebuah potensi bagi pasar modal di Indonesia.

“Kita juga menumbuhkan investor, terutama individual dan anak-anak golongan muda yang mulai excited untuk memulai berinvestasi, dan sekarang mereka memahami investasi tidak hanya dari sisi membeli saham atau membeli surat berharga negara. Ini adalah suatu harapan dari sebuah perekonomian Indonesia yang harus kita terus pupuk bersama,” kata Sri Mulyani.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI Iman Rachman menguraikan capaian-capaian positif di tengah kompleksitas tantangan sepanjang 2022. Di antaranya, IHSG bergerak di zona positif dengan diikuti pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar yang meningkat lebih dari 15 persen atau setara dengan 600 miliar dolar AS, sejumlah perusahaan marak melakukan Initial Public Offering (IPO) hingga kini terdapat 825 perusahaan tercatat, serta jumlah investor mencapai 10,3 juta yang didominasi investor ritel sebagai motor utama penggerak aktivitas perdagangan di BEI sepanjang 2022. Menurut Iman, kinerja baik tersebut terwujud dari kerja bersama seluruh pemangku kepentingan.  

“Semua pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan kontribusi dari seluruh stakeholder di sektor keuangan Indonesia. Kami meyakini, sinergi yang baik ini akan terus menjadi fondasi utama dalam menghadapi berbagai skenario tantangan ke depan yang tidak mudah,” kata Iman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement