Rabu 04 Jan 2023 08:24 WIB

Inflasi Sumbar Tembus 7,43 Persen pada 2022, Ada Apa Nih?

Realisasi inflasi tahunan Sumbar tercatat menjadi yang tertinggi secara nasional

Pengendara motor melintas di depan gedung Geo Wehry & Co yang sedang dibongkar atapnya di kawasan kota tua Padang, Sumatera Barat. Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatra Barat mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) di provinsi itu mengalami inflasi sebesar 7,43 persen pada 2022, melonjak dibandingkan 2021 yang hanya 1,40 persen.
Foto: ANTARA/Iggoy el Fitra
Pengendara motor melintas di depan gedung Geo Wehry & Co yang sedang dibongkar atapnya di kawasan kota tua Padang, Sumatera Barat. Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatra Barat mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) di provinsi itu mengalami inflasi sebesar 7,43 persen pada 2022, melonjak dibandingkan 2021 yang hanya 1,40 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatra Barat mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) di provinsi itu mengalami inflasi sebesar 7,43 persen pada 2022, melonjak dibanding pada 2021 yang hanya 1,40 persen.

"Realisasi inflasi tahunan Sumatra Barat 2022 ini tercatat menjadi realisasi inflasi tertinggi di antara provinsi lainnya di kawasan Sumatra ataupun secara nasional dari 34 provinsi di Indonesia," kata Deputi Direktur BI perwakilan Sumbar Gunawan Wicaksono di Padang, Sumatra Barat (Sumbar), Selasa (4/1/2023).

Menurut dia, pada Desember 2022, Sumbar juga mengalami inflasi bulanan sebesar 0,94 persen atau meningkat dibanding pada November 2022, yang mengalami deflasi 0,27 persen.

Inflasi Sumatra Barat pada Desember 2022 bersumber dari kenaikan harga komoditas angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, emas perhiasan, dan cabai merah. Angkutan udara tercatat mengalami inflasi seiring peningkatan permintaan pada momen Natal dan Tahun Baru.

Sementara daging ayam ras dan telur ayam ras, cabai merah, menurut dia, mengalami inflasi karena meningkatnya permintaan selama periode Natal dan tahun baru. Kenaikan harga komoditas daging dan telur ayam ras juga didorong oleh meningkatnya biaya produksi di tingkat peternak akibat kenaikan biaya pakan dan day old chicken (DOC).

Sedangkan komoditas emas perhiasan, tercatat mengalami kenaikan harga sejalan dengan fluktuasi harga emas global.

Sementara itu, beras yang sebelumnya menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi tertinggi di Sumatra Barat, mengalami inflasi yang rendah pada Desember 2022 dengan nilai andil sebesar 0,02 persen.

"Realisasi inflasi beras yang lebih rendah ini, terutama didukung oleh masuknya masa panen raya komoditas beras di wilayah sentra produksi di Sumatra Barat, khususnya Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar," kata dia.

Selain itu, penyelenggaraan operasi pasar beras dan pasar murah bersubsidi yang diselenggarakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatra Barat, mendorong inflasi yang rendah pada komoditas itu selama Desember 2022.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement