Rabu 04 Jan 2023 17:56 WIB

Rumah 4.500 Keluarga Muslim di Uttarakhand India Digusur, Warga Protes

Pengadilan menyebut tanah yang ditinggali merupakan tanah pemerintah.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Bendera India (Ilustrasi). Rumah 4.500 Keluarga Muslim di Uttarakhand India Digusur, Warga Protes
Foto: IST
Bendera India (Ilustrasi). Rumah 4.500 Keluarga Muslim di Uttarakhand India Digusur, Warga Protes

REPUBLIKA.CO.ID, UTTARAKHAND -- Sekitar 4.500 keluarga Muslim di Haldwani, Uttarakhand, India diminta meninggalkan tempat tinggal mereka oleh Pengadilan Tinggi setempat. Pengadilan menyebut langkah ini dilakukan karena tanah yang ditinggali merupakan tanah pemerintah.

Sementara para pengunjuk rasa dari warga setempat mengatakan membongkar bangunan akan membuat mereka kehilangan tempat tinggal. Padahal mereka telah tinggal di wilayah tersebut sejak puluhan tahun. Hal ini dikarakan akan berdampak pada sejumlah besar wanita, anak-anak, dan orang lanjut usia yang tinggal di daerah tersebut.

Baca Juga

Salah satu video protes tersebut dibagikan oleh salah satu pendiri Alt News, Mohammed Zubair, yang mengatakan bahwa langkah pemerintah akan membuat sekitar 4.500 keluarga kehilangan tempat tinggal di Haldwani. Dia juga mengatakan bahwa warga Haldwani mengorganisir protes damai di daerah tersebut sambil bertanya-tanya ke mana mereka akan pindah bersama keluarga jika rumah mereka dihancurkan.

Pengadilan Tinggi Uttarakhand telah memerintahkan otoritas responden untuk mengusir apa yang disebutnya sebagai penghuni tidak sah dari tanah kereta api yang berdekatan dengan Stasiun Kereta Api Haldwani, yang dikenal sebagai Gaffur Basti.

Dilansir dari Free Press Kashmir, Selasa (3/1/2023), Pengadilan Tinggi telah memerintahkan penghancuran 4.365 bangunan yang dibangun warga di atas lahan rel kereta api seluas 78 hektar. Muslim Mirror melaporkan buldoser akan menghancurkan bangunan dnegan mengerahkan 7.000 petugas polisi dan 15 kelompok paramiliter.

Pekan lalu, ribuan orang termasuk wanita dan anak-anak turun ke jalan di kota untuk memprotes perintah tersebut. Menurut laporan, mayoritas orang yang tinggal di daerah itu adalah Muslim. Beberapa partai politik telah memberikan dukungan mereka kepada para pengunjuk rasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement