Rabu 04 Jan 2023 21:41 WIB

Mesir Luncurkan Gerakan Diskon Makanan Ramadhan Lebih Awal 

Mesir berupaya menekan harga bahan pokok menyambut bulan suci Ramadhan

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi ekonomi Mesir. Mesir berupaya menekan harga bahan pokok menyambut bulan suci Ramadhan
Foto: AP/Amr Nabil
Ilustrasi ekonomi Mesir. Mesir berupaya menekan harga bahan pokok menyambut bulan suci Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Gerakan makanan Ramadhan tahunan Mesir akan diluncurkan tiga bulan lebih awal dari biasanya pada 2023. 

Upaya penjualan bahan makanan kepada warga yang lebih miskin dengan harga lebih murah ini biasanya dimulai dua pecan sebelum bulan suci tersebut. 

Baca Juga

Namun, melihat kondisi penurunan pasokan bahan makanan penting dan kekurangan mata uang asing yang diperlukan untuk melepaskannya dari pelabuhan, Pemerintah Mesir memutuskan untuk meluncurkan gerakan ini lebih awal.

"Keputusan untuk menyediakan barang-barang ini pertama-tama untuk membuat orang merasa nyaman. Barang paling penting yang mungkin mereka butuhkan selama Ramadhan tersedia dalam jumlah yang cukup,” kata Wakil Menteri Pasokan dan Ketua Bursa Ibrahim Ashmawy, dikutip di The National News, Rabu (4/1/2023).

Dia mengatakan upaya tersebut juga akan memberi masyarakat banyak waktu untuk menyimpan makanan menjelang Ramadhan.

Dalam dua bulan pertama, hanya barang-barang penting seperti beras, pasta, minyak goreng dan daging yang akan dijual di berbagai gerai pemerintah. Nantinya gerai ini akan didirikan di 27 provinsi Mesir untuk mendistribusikan barang-barang diskon.

Barang-barang yang digunakan dalam hidangan tradisional Ramadhan, termasuk buah-buahan dan kacang-kacangan kering, akan tersedia di gerai menjelang bulan suci untuk memastikan barang-barang tersebut tetap segar.

Dia menyebut gerai ini akan dibuka bersamaan dengan toko swasta, yang kemungkinan besar akan menjual barang yang sama dengan harga lebih tinggi. 

"Barang-barang di outlet pemerintah akan lebih murah sekitar 7 persen hingga 10 persen daripada rekan mereka di outlet sektor swasta," kata Wakil Kepala Federasi Kamar Dagang Mesir, Mohamed Al Masry. 

Kementerian Pasokan dan Pertanian Mesir disebut akan mendirikan outlet distribusi terpisah secara nasional, yang berfungsi untuk mendistribusikan barang-barang tersebut. 

Lebih banyak gerai akan diatur angkatan bersenjata negara, yang memiliki sejumlah besar perusahaan manufaktur makanan. 

Pemerintah juga berharap dengan meningkatkan pasokan bahan makanan di toko-toko berdiskon, pada gilirannya akan mengurangi permintaan alternatif yang lebih mahal yang tersedia di toko-toko sektor swasta. 

Ashmawy mengatakan upaya ini juga akan memaksa pedagang swasta untuk menurunkan harga. Pedagang berulang kali dituduh oleh pemerintah mencatut dan menyudutkan pasar. 

“Ini masalah ekonomi sederhana, jika kita meningkatkan pasokan barang-barang di pasar, itu akan mengurangi harga di mana-mana,” lanjutnya. 

Dengan catatan inflasi tahun-ke-tahun, yang mencapai level tertinggi dalam lima tahun sebesar 18,7 persen pada November 2022, harga-harga terus meningkat secara dramatis bagi warga Mesir. 

Desember lalu, pemerintah mengambil langkah-langkah untuk memitigasi kenaikan harga. Termasuk di antaranya berjanji untuk memberlakukan "kisaran harga wajar" pada barang yang dijual di toko swasta. Padahal sepanjang Desember, harga hampir semua bahan makanan terus naik. 

Baca juga: Islam akan Jadi Agama Mayoritas di 13 Negara Eropa pada 2085, Ini Daftarnya 

Kondisi tersebut juga telah meningkatkan jumlah barang makanan yang disubsidi negara yang dapat dibeli oleh pemegang kartu makanan, menaikkan upah minimum, meningkatkan pensiun dan menunda setidaknya dua kali kenaikan tarif listrik yang direncanakan. 

Ashmawy mengatakan tagihan subsidi pemerintah naik dari 321 miliar pound Mesir tahun lalu ( 21,4 miliar dolar AS dengan nilai tukar 2021) menjadi 354 miliar tahun ini (14,3 miliar dolar AS, menurut nilai tukar saat ini). 

Meskipun tagihannya lebih rendah dalam dolar daripada tahun sebelumnya, dua devaluasi mata uang berturut-turut pada 2022 mengakibatkan penurunan lebih dari 30 persen nilai pound Mesir terhadap dolar, sekaligus kenaikan berikutnya dalam pengeluaran pemerintah dalam mata uang domestik. 

Ashmawy mengatakan devaluasi juga berkontribusi terhadap kenaikan harga impor bulan ini. Pada September, pemerintah menetapkan harga beras hingga Maret sebesar 12 pound Mesir (sekitar 0,50 dolar AS) per kilogram saat dijual lepas dan 15 pound saat dikemas.

 

Sumber: thenationalnews  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement