Kamis 05 Jan 2023 06:36 WIB

Wapres Sebut Pencairan Dana Perbaikan Rumah Rusak Sudah 25 Ribu KK

Dana perbaikan tidak 100 persen diberikan langsung, tapi dengan jumlah persentase.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Wakil Presiden Maruf Amin dalam keterangan persnya usai meninjau relokasi hunian tetap di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Cianjur, Rabu (4/1/2023).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin dalam keterangan persnya usai meninjau relokasi hunian tetap di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Cianjur, Rabu (4/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pencairan bantuan stimulan untuk perbaikan rumah rusak akibat gempa Cianjur dilakukan secara bertahap. Ma'ruf pun memastikan, penyaluran dana perbaikan bagi semua penerima bantuan yang rumahnya telah didata.

"Itu ada tiga tahap, tahap satu, tahap dua, tahap tiga. Yang sudah sampai tahap 2, sebagian sudah menerima, yang lain menyusul," ujar Ma'ruf dalam keterangan persnya usai meninjau penanganan gempa Cianjur di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Rabu (4/1/2023).

Baca Juga

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto yang turut mendampingi Wapres, mengatakan, hingga saat ini sudah 25 ribu kepala keluarga (KK) yang telah menerima dana perbaikan rumah.

"Dan ini kita sedang masuk ke tahap 3 mudah-mudahan ini bisa selesai semua pendataan nya juga sudah selesai," ujarnya.

Berdasarkan pendataan ada 60 ribu rumah rusak, yang terdiri dari kategori rusak berat hampir 18 ribu. "Itu nanti akan diberikan target kami yang tahap 3 di bulan Januari, kalau nanti ada tambahan tambahan lagi paling tidak di Februari semua dana itu sudah disampaikan," katanya.

Namun demikian, kata Suharyanto, dana perbaikan tidak 100 persen diberikan langsung, melainkan dengan jumlah persentase. Hal ini sesuai Presiden Joko Widodo yang meminta untuk pertama diberikan 40 persen dari anggaran yang disediakan.

"Kemudian yang dibangun ini bangunnya sebagaimana dia tadi bapak wakil presiden sampaikan bisa dibangun oleh yang punya rumah sendiri, kalau punya kemampuan," ujarnya.

"Nanti yang dibangun oleh yang punya rumah tentu saja juga didampingi dari Kementerian PUPR agar yang dibangun itu adalah rumah tahan gempa, silakan dibangun dulu dan misalnya diambil uang muka 40 persen kekurangannya nanti selesai rumahnya itu selesai, itu yang namanya direimburse itu," ujarnya.

Sebelumnya, salah satu warga, Suherlan menyampaikan, kepada Wapres terkait bantuan dana siap pakai (DSP) perbaikan rumah terdampak yang belum juga diterima. Rumah Suherlan termasuk rumah kategori rusak berat yang akan memperoleh dana sebesar Rp 60 juta.

"Belum dapat bantuan pak, mohon dipercepat Pak," ujar Suherlan yang saat ini tinggal di tenda sekitar rumah yang ambruk.

Wapres Ma'ruf memastikan, bantuan dana siap pakai untuk rumah rusak dari Pemerintah akan disalurkan. Namun demikian, saat ini penyaluran dana dengan tiga kategori yakni rumah rusak berat sebesar Rp 60 juta, rumah rusak sedang 30 juta dan rumah rusak ringan Rp 15 juta terdiri dari beberapa tahap.

"Sudah terima sebagian dan masih ada yang belum ini akan menyusul," kata Ma'ruf.

Ma'ruf berpesan untuk rumah yang mengalami rusak berat agar dibangun kembali dengan struktur bangunan yang tahan gempa. "Mudah- mudahan tidak ada gempa lagi, jangan sampai ya, dan ketika dibangun lagi rumah tahan gempa, tidak ambruk. Insya Allah," katanya.

Gempa Cianjur yang terjadi pada 21 November 2022 telah menyebabkan 602 orang meninggal dunia, lima dinyatakan hilang dan 166.927 jiwa mengungsi. Gempa juga merusak sejumlah infrastruktur yakni 59.889 rumah rusak dengan kategori rusak berat sebanyak 14.581 unit, kategori rusak sedang ada 17.198 unit dan 28.110 rusak ringan.

Gempa juga berdampak pada kerusakan di 281 rumah ibadah, 18 fasilitas kesehatan, 18 kantor/gedung dan 701 fasilitas pendidikan baik sekolah maupun pesantren.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement