Sabtu 07 Jan 2023 16:18 WIB

Takut Kena Rudal, Israel Bangun Tembok Beton Dekat Jalur Gaza

Israel mulai melaksanakan pembangunan tembok beton dekat Jalur Gaza.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ahmad Fikri Noor
Para pekerja memasang tembok beton setinggi sembilan meter (30 kaki) yang menggantikan pagar perbatasan antara Tepi Barat utara dan Israel di dekat desa Arab Salem, Rabu (22/6/2022). Israel mulai melaksanakan pembangunan tembok beton dekat Jalur Gaza.
Foto: AP/Ariel Schalit
Para pekerja memasang tembok beton setinggi sembilan meter (30 kaki) yang menggantikan pagar perbatasan antara Tepi Barat utara dan Israel di dekat desa Arab Salem, Rabu (22/6/2022). Israel mulai melaksanakan pembangunan tembok beton dekat Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Israel mulai melaksanakan pembangunan tembok beton dekat Jalur Gaza. Kementerian Pertahanan Israel berdalih, pembangunan tembok ini dilakukan dalam rangka melindungi jalur bebas hambatan yang ada di sana dari rudal anti-tank.

Dilansir dari Arab News, Sabtu (7/1/2023), tembok direncanakan memiliki panjang 4,6 kilometer dekat perbatasan Jalur Gaza. Berbarengan pembangunan ini, dilakukan pula proyek pengamanan koridor di Jalur Gaza yang memungkinkan pergerakan warga Israel ketika terjadi keadaan darurat.

Baca Juga

Pada 2019 lalu, Israel juga sudah membangun tembok beton di sepanjang area terbuka garis pertahanan Jalur Gaza. Ini dilakukan setelah militan Palestina melakukan operasi memakai rudal kornet menargetkan kendaraan militer Israel.

Tembok beton yang dibangun terintegrasi dengan teknologi pintar menghabiskan biaya sekitar 27,8 juta dolar AS. Dibangun di sepanjang jalur kereta api dengan dalih dihadirkan untuk melindungi pergerakan kereta Israel dari militan Palestina.

Militan Palestina turut memanfaatkan terowongan untuk memasuki wilayah-wilayah yang dikuasai Israel, terutama selama perang yang terjadi pada 2014. Rudal antitank telah pula ditembakkan ke kendaraan militer Israel selama eskalasi.

Kepada Arab News, salah seorang sumber dekat militan Hamas yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan, langkah Israel menghabiskan banyak biaya untuk membangun tembok keamanan itu merupakan salah satu wujud kekalahan.

"Apa yang ditakuti musuh akan terjadi. Perlawanan Palestina mampu melakukannya berkali-kali, tapi ini merupakan strategi dan objektivitas yang menggambarkan kesadaran dan studi yang cermat," katanya seperti dilansir dari Arab News.

Perlawanan di Jalur Gaza sendiri masih terus berlangsung dari waktu ke waktu. Bahkan, disebutkan kalau kemampuan perlawanan yang berkualitas kerap mengejutkan pasukan Israel dengan operasi kualitatif yang memang tidak bisa disangka-sangka.

Israel banyak mengandalkan pemboman melalui udara selama operasi militer mereka di Jalur Gaza beberapa tahun terakhir. Sudah ada setidaknya empat perang besar terjadi di Jalur Gaza sejak Hamas menguasai daerah itu pada pertengahan 2007.

Penulis politik yang dekat dengan Hamas, Ayman Al Rafati menuturkan, Israel berusaha membuat warganya merasa aman melalui tembok. Tapi, perlawanan Palestina akan berkembang mengatasi hambatan yang dibuat lewat pendudukan warga Israel.

"Perlawanan yang diberikan warga Palestina akan terus menemukan tujuan baru dan pembangunan tembok beton ini tidak akan mempengaruhi langkah konfrontasi apapun yang dilakukan militan Palestina," ujar Ayman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement