REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan berkunjung ke Kanada pada bulan Maret mendatang. Ini akan menjadi kunjungan kenegaraan pertama Biden ke negara tetangga setelah dua tahun menjabat sebagai presiden.
Berdasarkan pernyataan dari Gedung Putih dan Kantor Perdana Menteri Kanada, Biden memberitahu kunjungannya pada Perdana Menteri Justin Trudeau dalam pertemuan pemimpin-pemimpin Amerika Utara di Meksiko, Selasa (10/1/2023).
Sejauh ini AS merupakan mitra dagang terbesar Kanada. Tercatat pada tahun 2021 lalu perdagangan barang bilateral mencapai 1 triliun Kanada atau 745,1 miliar dolar AS.
Kemenangan Biden dalam pemilihan presiden tahun 2020 lalu dirayakan di Ottawa. Kemenangannya dianggap akan mengakhiri hubungan bergejolak antara dua negara selama pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.
Dua sekutu Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu berkolaborasi di bidang keamanan, pertahanan, lingkungan serta upaya pemulihan gangguan rantai pasokan. Kedua negara juga berkoordinasi dalam memberikan sanksi ke Rusia atas invasi ke Ukraina.
"Saya optimistis mengenai masa depan dan jangka pendek, akan sulit, tapi banyak hal yang dapat kami lakukan bersama," kata Biden selama mengakhiri konferensi pers usai bertemu Trudeau.
Kanada memiliki sejumlah masalah dengan Biden yang membatalkan jalur pipa minyak penting dari Kanada ke AS di hari pertamanya menjabat. Washington dan Ottawa juga berselisih soal aturan kayu, produk susu dan otomotif di pakta perdagangan perjanjian AS-Meksiko-Kanada.
Kedua negara juga bersitegang soal legislasi yang diusulkan pemerintah Biden. Di mana AS akan lebih memilih kendaraan listrik yang diproduksi di AS dibandingkan manufaktur Kanada.
Syarat itu akhirnya dicabut setelah lobi dari Ottawa dan negosiasi di Kongres AS sebelum undang-undang tersebut diloloskan tahun lalu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
