Jumat 13 Jan 2023 17:19 WIB

Bentengi Anak dengan Ilmu Tauhid

Ilmu tauhid perlu diajarkan ke anak.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Bentengi Anak dengan Ilmu Tauhid. Foto ilustrasi: Anak mengaji di Masjid Nur Syahada di kampung Sade, Desa Rembitan, Lombok Tengah, NTB, Senin (21/3/2022). Masjid tersebut memiliki arsitektur khas rumah adat kampung Sade dengan bangunan yang didominasi oleh kayu dan bambu serta memiliki atap dari alang-alang. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Bentengi Anak dengan Ilmu Tauhid. Foto ilustrasi: Anak mengaji di Masjid Nur Syahada di kampung Sade, Desa Rembitan, Lombok Tengah, NTB, Senin (21/3/2022). Masjid tersebut memiliki arsitektur khas rumah adat kampung Sade dengan bangunan yang didominasi oleh kayu dan bambu serta memiliki atap dari alang-alang. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Memiliki anak yang sholeh dan sholehah merupakan kenikmatan dan anugerah terbesar dan dambaan setiap orang tua. Perlu cara terbaik dalam memberikan pendidik kepada putra dan putri agar menjadi anak sholeh dan sholehah

Prof Dr Ahmad Utsman al-Mazyd mengatakan, cara mendidik anak merupakan suatu cabang ilmu dan keahlian yang dimiliki sedikit orang. Banyak orang tua membaca puluhan buku tentang bagaimana cara mendidik agar menjadi anak-anak yang diharapkan.

Baca Juga

Menurutnya pertama yang perlu diajarkan kepada anak adalah aqidah. "Ajarilah putra-putri Anda kalimat tauhid, lengkap dengan penjelasan tentang dua rukunnya, yaitu 'nafy' (peniadaan) dan 'Itsbaat' (penetapan)," katanya Prof Ahmad Utsman al-Mazyd dalam bukunya Resep Cara Mendidik Anak Shalih.

Kalimat "LA ILLAHA" yang artinya tidak ada sembahan adalah 'nafy' peniadaan yang ditiadakan adalah sesembahan selain Allah. Adapun kalimat ILALLAH adalah 'Itsbaat' penetapan dan yang ditetapkan adalah penyembahan kepada Allah saja.

Berikan pemahaman kepada anak, kenapa kita diciptakan oleh Allah Tetapi. Yakni untuk beribadah kepada Allah sebagaimana firmanNya dalam surat Adz-Dzaariyaat ayat 56 yang artinya.

"Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepadaku."

"Sambil dijelaskan makna ibadah dalam arti luas," katanya.

Prof Dr Ahmad Utsman al-Mazyd menyarankan, jagan terlalu sering menakut-nakuti anak-anak dengan neraka, siksa, murka dan pembalasan dari Allah. Hal ini agar ketika ia mengingat Raabnya Yang Mulia Yag Maha Tinggi, tidak otomatis di hatinya ada kesan mendalam bahwa rupa Allah itu menakutkan.

Sebaliknya berikan kesan mendalam bahwa Allah itu sangat patut dan layak untuk dicintai. Maka harus lebih sering menceritakan bahwa Allah itu adalah yang menciptakan kita, yang memberikan rezeki, yang memberikan makan dan minum, yang memberikan pakaian, dan yang menjadikan kita sebagai orang mukmin.

"Berikan peringatan kepadanya agar tidak berani melakukan dosa di saat sepi. Karena Allah Ta'ala Maha Melihat kita semua dalam keadaan apapun," katanya.

Perbanyaklah memberikan contoh kepada mereka kalimat-kalimat yang mengandung dzikir kepada Allah seperti Bismillah yang artinya "Dengan Nama Allah" ketika hendak makan dan minum, atau ketika masuk dan keluar rumah, membaca Alhamdulillah "Segala puji bagi Allah" ketika selesai makan, membaca Subhanallah maha suci Allah ketika melihat sesuatu yang mengherankan atau menakjubkan.

"Dan kalimat-kalimat lainnya," katanya.

Terpenting lagi bangun kecintaan kepada sosok kepribadi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan mengajarkan sifat-sifat beliau yang baik. Juga dengan membacakan sekelumit kisah hidup Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam di hadapannya.

"Jangan lupa bersholawat kepada beliau setiap kali kita menyebut namanya," katanya.

Hujamkan dalam hatinya keyakinan kepada qadha dan qadar, bahwa semua yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendakiNya tidak akan terjadi.  Dan jelaskan kepadanya rukun iman yang enam ini.

Pada saat senggang maka tanyakan kepada anak-anak kita beberapa pertanyaan penting seputar akidah seperti siapa Rabbmu?

Apakah agamamu?

Siapa nabimu?

Mengapa kita ditetapkan?

Siapakah yang memberikan rezeki kepada kita?

Siapakah yang memberikan makanan dan minuman kepada kita?

Siapakah yang memberikan kesehatan dan kesembuhan?

Tauhid itu ada berapa macam?

Apakah yang dimaksud dengan syirik, kufur dan nifaq?

Apa yang akan terjadi kepada seorang yang melakukan Syirik, kufur dan nifaq?.

Karena begitu pentingnya kita mempelajari tauhid agar bisa mendapatkan ampunan dari Allah subhanahu wa ta'ala sebagaimana dalam Hadis Qudsi dari Anas bin Malik radhiyallahu Anhu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda Allah ta'ala berfirman.

 "Wahai anak adam, jika engkau mendatangiKu dengan dosa sepenuh bumi kemudian engkau tidak berbuat syirik kepadaKu dengan sesuatu apapun maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itupula."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement