Jumat 20 Jan 2023 11:55 WIB

BI: Pertumbuhan Kredit pada Desember 2022 Melesat 11,35 Persen

Kredit UMKM tumbuh 29,66 persen (yoy).

Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan kenaikan suku bunga menjadi 5,75 persen dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan, Kamis (19/1/2023).
Foto: Dok. Republika
Tangkapan layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan kenaikan suku bunga menjadi 5,75 persen dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan, Kamis (19/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit perbankan pada Desember 2022 melesat hingga 11,35 persen (yoy). Nilai tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,24 persen (yoy).

"Peningkatan pertumbuhan kredit terjadi merata pada seluruh sektor ekonomi dan seluruh jenis kredit terutama kredit investasi dan kredit modal kerja," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Januari 2023 yang dipantau dalam jaringan di Jakarta, Kamis (19/1/2023).

Baca Juga

Perry mengatakan permintaan kredit meningkat karena kinerja korporasi dan konsumsi rumah tangga membaik yang mendorong kenaikan permintaan pembiayaan. Perbaikan intermediasi perbankan juga didukung sisi penawaran kredit sejalan likuiditas perbankan yang memadai dan standar penyaluran kredit pembiayaan yang longgar.

Selain itu, kata dia, pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan pada Desember 2022 sebesar 20,1 persen (yoy). Nilai itu lebih tinggi dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 6,6 persen (yoy).

Di segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), ia menuturkan pertumbuhan kredit juga terus berlanjut, khususnya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh tinggi sebesar 29,66 persen (yoy).

Bank Indonesia, kata dia, akan melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif, inklusif dan berkelanjutan untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang belum pulih, KUR, dan kredit/pembiayaan hijau, dalam rangka mendukung pemulihan perekonomian.

Dengan perkembangan tersebut dan sinergi kebijakan yang dilakukan otoritas, sektor keuangan, dan dunia usaha, maka pertumbuhan kredit pada 2023 diprakirakan berada pada kisaran 10-12 persen (yoy).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement