Ahad 22 Jan 2023 12:25 WIB

Bertemu Mendag Arab Saudi, Zulhas Buka Misi Dagang Pertama 2023

Sebanyak 24 pelaku usaha turut serta pada misi dagang ke Arab Saudi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan bertemu dengan Menteri Perdagangan Arab Saudi Majid bin Abdullah Al-Qasabi di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (21/9) malam sebelum dimulainya gelaran G20 Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) keesokan harinya.
Foto: KEMENDAG
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan bertemu dengan Menteri Perdagangan Arab Saudi Majid bin Abdullah Al-Qasabi di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (21/9) malam sebelum dimulainya gelaran G20 Trade, Investment, and Industry Ministerial Meeting (TIIMM) keesokan harinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan bakal bertemu dengan Menteri Perdagangan Kerajaan Arab Saudi, Majid Bin Abdullah Al-Qasibi untuk memulai misi dagang pertama di tahun ini. Misi dagang berlangsung pada 21-23 Januari 2023 di Riyadh, Arab Saudi.

Zulhas berharap, lewat misi dagang secara langsung ekspor Indonesia dapat mengalami peningkatan sekaligus sebagai penjajakan pembukaan ritel modern Indonesia di Arab Saudi. Alasan Indonesia membidik pasar Arab Saudi, salah satunya karena kunjungan warga negara Indonesia ke Arab Saudi terus mengalami peningkatan.

Baca Juga

Saat ini, kunjungan WNI ke Arab Saudi tercatat sekitar dua juta orang dan diperkirakan beberapa tahun mendatang akan meningkat menjadi lima juta orang.

"Ini merupakan pasar yang sangat besar yang harus dapat dimanfaatkan dengan optimal. Oleh karena itu, kami terus berupaya agar hubungan dagang dapat terus ditingkatkan," kata Zulkifli melalui pernyataan resminya, Ahad (22/1/2023).

Ia mengungkapkan, misi dagang ke Arab Saudi merupakan salah satu bagian dari program pengembangan pasar baru, khususnya pasar ekspor nontradisional.

Adapun misi dagang tersebut merupakan kelanjutan misi dagang ke pasar non tradisional yang sebelumnya dilakukan di Uni Emirat Arab dan India. Setelah Arab Saudi, juga akan dilakukan misi dagang ke Eropa Timur, Asia Selatan, Asia Tengah, dan Amerika Latin.

"Kalau kita ingin menjadi negara maju 2045 memang harus menguasai belahan dunia. Kalau kita tidak masuk sekarang tentu kita akan terlambat,” ujarnya.

Penjajakan kerja sama bisnis juga dilakukan bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Arab Saudi, pertemuan dengan Otoritas Pangan dan Obat-obatan (SFDA) Arab Saudi, serta pertemuan dengan Dewan Kerja Sama bagi negara Arab di Teluk (GCC).

"Sebanyak 24 pelaku usaha turut serta pada misi dagang ke Arab Saudi," katanya.

Adapun, pelaku usaha tersebut terdiri atas sektor produk makanan dan minuman, perawatan tubuh dan kulit, arang, resin, dan aneka produk lainnya. Selain pelaku usaha, misi dagang juga diikuti asosiasi pelaku usaha di antaranya Kadin Indonesia, Aspirasi Pengusaha Kreatif Indonesia (APKI), dan Kamar Entrepreneur Indonesia (Keind).

Sebagai informasi, pada periode Januari - November 2022, perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi tercatat sebesar 7 miliar dolar AS, naik 45,42 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,82 miliar dolar AS.

Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Arab Saudi tercatat sebesar 1,84 miliar dolar AS dengan ekspor migas sebesar 200 ribu dolar AS dan sisanya merupakan ekspor nonmigas.

Sedangkan impor Indonesia dari Arab Saudi tercatat sebesar 5,17 miliar dolar AS yang terdiri atas impor migas sebesar 4,33 miliar dolar AS dan impor nonmigas sebesar 842,30 juta dolar AS.

Arab Saudi merupakan negara tujuan ekspor peringkat ke-24 bagi Indonesia. Produk ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi di antaranya kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit dan turunannya, perhiasan, produk kertas, serta produk tekstil. Sedangkan impor utama Indonesia dari Arab Saudi di antaranya minyak mentah, bahan bakar gas, minyak bumi, besi, dan alkohol asiklik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement