Senin 23 Jan 2023 20:08 WIB

Banyak Non-Muslim Benci Alquran, Apakah Kalamullah Itu Juga Memusuhi Orang-Orang Kafir?   

Alquran tetap memposisikan orang kafir sebagai manusia yang bebas memilih

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Seorang anak membaca Alquran. Ilustrasi . Alquran tetap memposisikan orang kafir sebagai manusia yang bebas memilih
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Seorang anak membaca Alquran. Ilustrasi . Alquran tetap memposisikan orang kafir sebagai manusia yang bebas memilih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bagi umat Muslim, Alquran merupakan Kitab Petunjuk Ilahi yang diwahyukan bagi umat manusia. Kitab suci ini sebanding dengan Taurat orang Yahudi dan Injil orang Kristen, dalam konteks sesama wahyu Allah SWT, meski dua kitab terakhir terjadi penyimpangan. 

Faktanya, umat Islam percaya Alquran melengkapi wahyu progresif dari Petunjuk Tuhan, yang diwahyukan melalui kitab suci sebelumnya. Bimbingan Ilahi yang diwujudkan dalam Alquran dan dalam kitab suci lainnya, dimaksudkan untuk membimbing orang-orang di sepanjang jalan yang lurus menuju Tuhan.

Baca Juga

Alquran dengan jelas menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Dalam QS Al-Baqarah ayat 256 disebutkan: 

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِالللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ 

"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.”

Seorang konsultan Islam di Calicut, India, Professor Shahul Hameed, menyebut sesuai ayat tersebut, terserah kepada masing-masing manusia untuk menerima atau menolak Petunjuk itu. 

Tetapi, sangat jelas mereka yang menerima Petunjuk itu dan hidup dengannya akan diberi pahala, sedangkan mereka yang menolaknya akan dihukum. Hal ini tergambarkan dalam QS Al-Kahf ayat 107: 

 إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal." 

Penjelasan serupa juga tertulis dalam QS Al-Baqarah ayat 39 sebagai berikut: 

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

 

"Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya."

Dikutip di laman About Islam, Senin (23/1/2023), dia menyebut setiap pihak perlu memahami bahwa Allah SWT dalam hikmat-Nya yang tak terbatas, telah memberi umat manusia kebebasan untuk memilih (meskipun dalam batas-batas). 

Allah SWT juga telah memuliakan umat manusia di atas ciptaan-Nya yang lain.

Kehormatan terbesar yang Allah SWT berikan kepada umat manusia adalah kekuatan kreatifnya, serta kebebasan untuk menggunakan kekuatan itu untuk kebaikan mereka sendiri.

Namun demikian, manusia dalam keangkuhannya kerap menganggap dirinya sebagai 'ukuran dari segala sesuatu', serta menyalahgunakan talenta dan kebebasan yang diberikan untuk kehancuran. Hal ini mengarah pada rasa sakit dan kesengsaraan yang tak berkesudahan.

Oleh karena itu, Tuhan dengan segala Rahmat-Nya yang tak terbatas telah menurunkan petunjuk dalam bentuk Kitab-Nya. Tujuannya, untuk memimpin manusia di sepanjang jalan kebahagiaan yang lurus.

Dalam Alquran memang terdapat pujian yang kuat, utamanya bagi mereka yang mengikuti Petunjuk Allah SWT. Di dalamnya juga terdapat kata-kata ketidaksetujuan dan teguran, bagi mereka yang mengikuti nafsu sendiri dan mencari kepuasan langsung dalam merendahkan kesejahteraan abadi mereka.

Mereka yang mengikuti petunjuk Tuhan dan hidup dengan itu disebut Muslim dan mereka yang menolak untuk melakukannya adalah non-Muslim. 

Dalam skema Alquran, ada pertentangan antara yang baik dan yang buruk, yang mana tentu saja pendirian Alquran dengan tegas berpihak pada yang baik dan menentang yang buruk.

"Untuk alasan ini, pernyataan negatif yang kita temukan dalam Alquran tentang mereka yang menolak petunjuknya tidak boleh dipandang sebagai Tuhan yang dengan sengaja mendiskriminasi bagian dari ciptaan-Nya sendiri," ujar dia.

Ayat-ayat ini dimaksudkan untuk mendesak manusia menjauh dari jalan kesakitan abadi dan bersegera menuju surga. Oleh karena, itu peringatan dan teguran yang ditujukan kepada Non-Muslim sebenarnya adalah bagian dari Rahmat Tuhan yang berusaha menyelamatkan mereka.

Baca juga: Islam akan Jadi Agama Mayoritas di 13 Negara Eropa pada 2085, Ini Daftarnya 

Umat Muslim yang membaca Alquran dengan pemahaman yang baik tidak membenci non-Muslim. Kebencian ini bukanlah ajaran Alquran. Hal yang harus dibenci oleh umat Islam adalah Setan, yang merupakan perwujudan dari setiap hasutan untuk berpaling dari Tuhan.

Professor Shahul Hameed menyebut umat Muslim harus memiliki cinta dan simpati yang begitu besar kepada non-Muslim sehingga, mereka juga menginginkan berkah yang sama seperti yang mereka harapkan dari Tuhan.

"Perlu juga diingat, bahwa mereka yang mencintai kebenaran tidak dapat mencintai kepalsuan pada saat yang sama," katanya.  

 

Sumber: aboutislam  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement