Kamis 26 Jan 2023 19:44 WIB

Rusia: AS dan Eropa Terlibat Langsung dalam Konflik Ukraina

Washington memutuskan akan mengirim 31 tank Abrams ke Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
File-Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov berbicara kepada wartawan di Moskow, Rusia, pada 23 Desember 2021.Pemerintah Rusia menyoroti keputusan Amerika Serikat (AS) dan rencana negara Eropa mengirim bantuan tank ke Ukraina.
Foto: AP Photo
File-Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov berbicara kepada wartawan di Moskow, Rusia, pada 23 Desember 2021.Pemerintah Rusia menyoroti keputusan Amerika Serikat (AS) dan rencana negara Eropa mengirim bantuan tank ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia menyoroti keputusan Amerika Serikat (AS) dan rencana negara Eropa mengirim bantuan tank ke Ukraina. Moskow menilai, hal itu menjadi bukti keterlibatan langsung AS dan Eropa dalam konflik di Ukraina.

“Ada pernyataan konstan dari ibu kota Eropa dan Washington bahwa pengiriman berbagai sistem senjata ke Ukraina, termasuk tank, sama sekali tidak menandakan keterlibatan negara-negara ini atau aliansi dalam permusuhan di Ukraina. Kami sangat tidak setuju dengan ini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Kamis (26/1/2023).

Baca Juga

Peskov menekankan, semua yang dilakukan Barat untuk Ukraina merupakan keterlibatan langsung mereka dalam konflik. “Kami melihat bahwa ini berkembang,” ujar Peskov.

Pada Rabu (25/1/2023) lalu, AS membatalkan keputusannya untuk tidak mengirim tank tempur M1 Abrams ke Ukraina. Washington memutuskan akan mengirim 31 tank tersebut untuk Kiev. Presiden AS Joe Biden mengatakan, tank-tank tersebut tidak menimbulkan ancaman ofensif terhadap Rusia.

“(Ukraina) meminta kemampuan kendaraan lapis baja baru untuk mempertahankan wilayah mereka, mempersiapkan serangan balasan baru, dan meningkatkan keamanan jangka panjang mereka,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Presiden AS Joe Biden.

AS mengirim 31 tank karena jumlah itu yang dibutuhkan untuk membentuk satu batalion tank Ukraina. “Jadi, kami secara khusus memenuhi persyaratan itu,” kata pejabat itu.

Pejabat itu mengungkapkan, AS mengharapkan "negara lain" mengumumkan kontribusi kemampuan lapis baja tambahan, termasuk beberapa yang tersedia di medan perang dalam beberapa pekan dan bulan mendatang. Selain AS, Jerman pun telah mengumumkan rencana menyediakan tank berat untuk Ukraina.

Saat ini Jerman menghadapi desakan untuk segera memberikan izin pengiriman tank Leopard ke Ukraina. Polandia, sebagai salah satu pemilik jenis tank tersebut, telah mengirim permintaan resmi ke Jerman untuk bisa mentransfer Leopard ke Kiev. Dihadapkan pada tekanan tersebut, Jerman akhirnya menuntut AS untuk mengirim tank buatannya sendiri jika ingin Leopard-2 disuplai ke Ukraina.

Setelah mengamankan tank, Ukraina akan mendorong Barat untuk menyediakan jet tempur generasi keempat seperti F-16 milik AS. “Rintangan besar berikutnya sekarang adalah jet tempur,” kata Yuriy Sak, penasihat Menteri Keamanan Ukraina Oleksiy Reznikov, saat diwawancara Reuters, Rabu lalu.

Yuriy Sak mengungkapkan, pasokan jet tempur itu dibutuhkan negaranya untuk misi pencegatan dan menyerang posisi Rusia. “Jika kami mendapatkan mereka (jet tempur Barat), keuntungan di medan perang akan sangat besar. Bukan hanya F-16 (jet tempur multiperan AS): pesawat generasi keempat, ini yang kami inginkan,” ucapnya.

Angkatan Udara Ukraina memiliki armada jet tempur era Uni Soviet. Mereka sudah tua dan jauh dibandingkan kekuatan udara Rusia. Sak optimistis, Barat akan bersedia memasok jet tempur untuk negaranya.

“Mereka (Barat) tidak ingin memberi kami artileri berat, lalu mereka melakukannya. Mereka tidak ingin memberi kami sistem Himars, lalu mereka melakukannya. Mereka tidak mau memberi kami tank, sekarang mereka memberi kami tank. Selain senjata nuklir, tidak ada yang tersisa yang tidak akan kami dapatkan,” ucap Sak.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement