Jumat 27 Jan 2023 14:04 WIB

Perekonomian AS dalam Kondisi Solid pada Akhir 2022

Beberapa sektor ekonomi telah menunjukkan tanda-tanda resesi.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Bendera Amerika Serikat (ilustrasi). Pertumbuhan PDB Amerika Serikat pada 2022 mencapai 2,9 persen.
Foto: Evan Frost / Minnesota Public Radio via AP
Bendera Amerika Serikat (ilustrasi). Pertumbuhan PDB Amerika Serikat pada 2022 mencapai 2,9 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Perekonomian Amerika Serikat (AS) mengakhiri 2022 dalam kondisi solid. Meski masih ada pertanyaan apakah pertumbuhan akan menjadi negatif pada tahun mendatang.

Departemen Perdagangan AS melaporkan, Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal keempat, jumlah semua barang dan jasa yang diproduksi untuk periode Oktober hingga Desember, naik pada kecepatan tahunan 2,9 persen. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones mengharapkan 2,8 persen.

Baca Juga

Tingkat pertumbuhan sedikit lebih lambat dari laju 3,2 persen pada kuartal ketiga. Lalu saham berubah beragam setelah laporan tersebut. Sementara imbal hasil surat utang pemerintah AS (US Treasury) sebagian besar lebih tinggi.

Dilansir CNBC pada Jumat (27/1/2023), pengeluaran konsumen menyumbang sekitar 68 persen dari PDB. Angka itu meningkat 2,1 persen untuk periode tersebut, turun sedikit dari 2,3 persen pada periode sebelumnya tetapi masih positif.

Pembacaan inflasi bergerak jauh lebih rendah untuk mengakhiri tahun setelah mencapai tertinggi 41 tahun di musim panas. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi meningkat 3,2 persen, itu sesuai dengan ekspektasi tetapi turun tajam dari 4,8 persen pada kuartal ketiga. Tidak termasuk makanan dan energi, indeks rantai tertimbang naik 3,9 persen, turun dari 4,7 persen.

Sementara angka inflasi menunjukkan kenaikan harga surut, mereka tetap jauh di atas target duq persen Federal Reserve. Seiring dengan dorongan dari konsumen, peningkatan investasi inventaris swasta, pengeluaran pemerintah dan investasi tetap nonresidensial membantu mengangkat angka PDB.

Penurunan 26,7 persen dalam investasi tetap residensial, yang mencerminkan penurunan tajam dalam perumahan, menjadi penghambat angka pertumbuhan, begitu pula penurunan 1,3 persen dalam ekspor. Penurunan perumahan mengurangi sekitar 1,3 poin persentase dari angka PDB utama.

Pengeluaran pemerintah federal naik 6,2 persen, sebagian besar disebabkan oleh lonjakan pengeluaran non-pertahanan sebesar 11,2 persen, sementara pengeluaran negara bagian dan lokal naik 2,3 persen. Pengeluaran pemerintah secara total menambahkan 0,64 poin persentase ke PDB.

Peningkatan inventaris juga memainkan peran penting, menambahkan hampir 1,5 poin persentase. "Perpaduan pertumbuhan mengecewakan, dan data bulanan menunjukkan ekonomi kehilangan momentum seiring berjalannya kuartal keempat," tulis Ekonom Senior AS untuk Capital Economics Andrew Hunter.

Para ekonom, kata dia, masih memprediksi dampak yang tertinggal dari lonjakan suku bunga untuk mendorong ekonomi ke dalam resesi ringan pada paruh pertama tahun ini. Perlambatan yang berarti efek nyata mereka mungkin tidak terasa sampai waktu yang akan datang.

Pasar melihat hampir pasti, Fed akan memberlakukan kenaikan seperempat persentase poin lagi pada pertemuannya pekan depan. Kemungkinan akan mengikutinya dengan satu lagi kenaikan berukuran serupa pada Maret.

Beberapa sektor ekonomi telah menunjukkan tanda-tanda resesi meskipun secara keseluruhan pertumbuhannya positif. Perumahan khususnya telah menjadi lamban, dengan izin bangunan turun 30 persen pada Desember dari tahun lalu dan mulai turun 22 persen.

Laporan laba perusahaan dari kuartal keempat juga menandakan potensi resesi pendapatan. Dengan hampir 20 persen dari perusahaan S&P 500 melaporkan, pendapatan melacak kerugian sebesar 3 persen, bahkan dengan pendapatan tumbuh 4,1 persen.

Kemudian belanja konsumen juga menunjukkan tanda-tanda melemah. Dengan penjualan ritel turun 1,1 persen pada Desember.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement