IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Jenderal Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) M Firman Taufik mengatakan, terdapat dua hal yang menjadi penyebab jamaah Indonesia sulit mendapatkan penginapan saat menjalankan ibadah umroh.
"Perlu digarisbawahi penyelenggara ibadah umroh di mana pun berada tidak lepas dari prinsip lima pasti, pertama pasti hotel, pesawatnya, visanya, dan seterusnya. Lima pasti yang dicanangkan Kemenag (Kementerian Agama), kalau kawan-kawan penyelenggara menerapkan hal ini harusnya tidak ada isu tidak dapat kamar," kata Firman kepada Republika.co.id, Kamis (1/3/2023).
"Fenomenanya kelihatan sulit didapat. Pertama, karena memang penyelenggara melakukan penjualan paket dalam waktu yang singkat, misalnya dapat jamaah dulu baru dapat hotel, seharusnya tidak seperti itu. Harusnya punya hotel dulu baru cari jamaah," lanjut dia.
Dia melanjutkan, akibat yang kedua terjadi karena saat ini di Arab Saudi tengah ada fenomena di mana hotel enggan menerima reservasi grup.
Menurut dia, sebelumnya penyelenggara ibadah umroh Indonesia dianggap seperti primadona. Namun saat ini Arab Saudi menerapkan skema B to C.
"Sehingga seperti Traveloka untuk mendapatkan hotel di Arab Saudi sekarang mudah, terlepas dari mahal atau murahnya," kata Firman.
Dia mengungkapkan, sekarang jamaah memiliki kemudahan dapat membeli lewat Online Travel Agent (OTA) atau agen perjalanan online.
Menurut Firman, bagi hotel Arab Saudi penjualan melalui OTA kini cukup menguntungkan, sehingga mereka mengalokasikan hingga 30 persen untuk agen perjalanan online. Dan ini banyak digunakan Muslim Eropa yang bepergian tanpa agen perjalanan.
"Tapi yang perlu jadi catatan untuk susahnya hanya yang ada di ring satu, hotel yang tidak kurang satu meter dari dari masjid baik di Madinah maupun Makkah, hotel favorit susah. Tapi hotel yang nun jauh misal ke masjid harus pakai shuttle itu mudah-mudah saja," kata Firman.