IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Muslim Indonesia yang ingin pergi umroh diatur dalam UU No 8 Tahun 2019. Di dalamnya disebut perjalanan umroh ke Arab Saudi harus melalui Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
Pemilik Musafir Tour & Travel di Gresik Ajeng Retnaning Puri, menyebut prosedur pendaftaran umroh di PPIU tidak rumit. Calon jamaah umroh tinggal datang dengan membawa dokumen dan uang, lalu memilih paket yang diinginkan.
"Prosedur masih sama seperti yang dulu. Jamaah hanya menyiapkan paspor. Untuk vaksin meningitis sudah tidak lagi diwajibkan," ucap dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (2/3/2023).
Meski demikian, bagi jamaah yang belum memiliki paspor, pihak travel bisa membantu proses pembuatannya. Mereka akan membantu menyiapkan dokumen yang dibutuhkan dan mendaftarkannya ke aplikasi milik Imigrasi.
Ajeng menyebut banyak jamaah yang berusia lanjut usia (lansia) sehingga perlu dibantu untuk pendaftaran daring untuk imigrasi ini. Selama prosesnya, jamaah tinggal mengikuti instruksi yang ada.
Untuk jadwal keberangkatan, menurutnya jamaah umroh tidak perlu menunggu terlalu lama jika sudah menyelesaikan semua proses, termasuk pembayaran. Namun di sisi lain, saat ini ada kemungkinan beberapa travel yang memilih menunda keberangkatannya karena harga melonjak.
"Memang harga yang sekarang tidak bisa diprediksi seperti sebelumnya. Saat pertama kali umroh dibuka, harga tiket melambung tinggi dan sekarang harga hotel yang melambung," kata wanita yang menjabat sebagai Bendahara Umum Kebersamaan Pengusaha Travel Haji dan Umrah (Bersathu) Pusat ini.
Harga hotel saat ini diakui naik dibandingkan tahun-tahun sebelum pandemi dan di luar prediksi. Karena itu, travel pun harus menaikkan harga untuk paket umroh. Ia mencontohkan, paket perjalanan dengan harga di bawah Rp 30 juta dengan durasi tinggal sembilan hari akan susah didapatkan saat ini.
"Kalau dulu waktu umroh dibuka, Kemenag menetapkan batas wajar paket umroh itu Rp 28 juta. Tapi kalau untuk sekarang, itu susah dengan masa tinggal sembilan hari dan pesawat langsung. Tarifnya ya mungkin Rp 30 juta dengan maskapai yang harus transit," ujar Ajeng.