Kamis 09 Mar 2023 20:56 WIB

Masih Terbatas, Wapres Minta Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Tinggi NU Ditingkatkan

PTNU masih memiliki berbagai pekerjaan rumah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf secara resmi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) dan Konferensi Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama.
Foto: PBNU
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf secara resmi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) dan Konferensi Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta kualitas dan kuantitas Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) terus ditingkatkan. Kiai Ma'ruf mengatakan, ini karena PTNU masih memiliki berbagai pekerjaan rumah dalam pengembangannya.

"Dibandingkan dengan perguruan tinggi swasta di bawah naungan organisasi lain, pendidikan tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) masih menghadapi keterbatasan, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas," ujar Kiai Ma'ruf saat menghadiri secara daring Rapat Kerja Nasional dan Konferensi Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama, Rabu (08/03/2023).

Baca Juga

Ma'ruf mengatakan, dengan potensi besar PTNU di seluruh nusantara, maka, pengembangan kualitas perguruan tinggi NU ini menjadi tanggung jawab LPTNU, utamanya dalam mengelola potensi besar ratusan pendidikan tinggi di bawah naungan NU.

Ma'ruf pun menekankan, agar dalam pengembangan memperhatikan berbagai hal. Diantaranya, pertama, pengembangan ilmu-ilmu agama Islam di lingkungan PTNU agar menciptakan ahli-ahli agama yang tidak hanya memahami ajaran-ajaran agama secara tekstual, tetapi juga secara kontekstual dan dinamis,

"Yang mampu merespons berbagai permasalahan dan tantangan yang muncul di masa yang akan datang. Pengembangan ilmu agama tersebut harus didasarkan pada konsep Islam Ahlusunnah Wal Jama’ah An-Nahdliyah yang karakteristiknya adalah moderat (wasathiyyah), ishlâhiyah (reformatif), tathawwuriyah (dinamis), dan manhajiyyah (metodologis)," ujar Kiai Ma'ruf.

Kedua, Ma'ruf mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi ditujukan untuk kemakmuran umat dan kemajuan negara. Karena ilmu pengetahuan dan inovasi merupakan kunci kemakmuran dan peradaban (miftahul imarah).

Ketiga, lanjut Ma'ruf, agar PTNU memberikan kontribusi dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang bersifat responsif dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul di berbagai bidang. Sumbangan pemikiran ini diharapkan dapat dipergunakan oleh NU dalam merespons persoalan-persoalan yang dihadapi, baik yang bersifat nasional maupun global.

"Dengan demikian, posisi NU tidak hanya merawat pemikiran atau warisan ulama pada masa lalu, tetapi juga memberikan pemikiran-pemikiran dan inovasi-inovasi baru," ujarnya.

Sedangkan, keempat, Mantan Rais Aam PBNU ini meminta pengelolaan lembaga PTNU dilakukan secara profesional, baik dalam kaitan dengan penyempurnaan kurikulum, peningkatan kualitas dosen, penyempurnaan sarana dan prasarana pendidikan, maupun administrasi pendidikan dan pembiayaan. Hal ini perlu mendapat perhatian dari PTNU, karena kualitas pendidikan tinggi di lingkungan NU secara umum saat ini masih mengalami keterbatasan-keterbatasan.

Dalam hal ini, Ma'ruf meminta LPTNU perlu juga mendorong perluasan sinergi dan kerja sama, tidak hanya antar PTNU dan universitas-universitas lain di dalam dan luar negeri, tetapi juga dengan berbagai instansi lain, termasuk Kementerian/Lembaga Pemerintah.

"Kelima, pengembangan hubungan dan kemitraan dengan dunia usaha atau industri, sehingga keduanya bisa maju bersama dengan mengembangkan sumber daya dan potensi lokal di tiap-tiap daerah lokasi PTNU," ujarnya.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia ini pun berharap Rakernas ini dapat melahirkan rekomendasi yang dapat menjawab dan menyelesaikan berbagai persoalan sekaligus meningkatkan kualitas LPTNU secara kelembagaan dan PTNU secara keseluruhan.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement