IHRAM.CO.ID, TABUK -- Benteng Al-Muazzam di wilayah Tabuk melambangkan detail arsitektur Islam dan mencerminkan minat akhir zaman Islam dalam melayani peziarah di jalur Levant.
Dilansir dari laman Saudi Gazette pada Sabtu (8/4/2023), Benteng ini didirikan pada tahun 1031 H (1622 M) sebagai tempat istirahat jamaah haji dan umrah. Itu juga berfungsi sebagai markas barak militer untuk mengamankan jalan ke dan dari Madinah serta Makkah.
Adapun luas totalnya mencapai 10.000 meter persegi, dan dindingnya dibangun dalam bentuk persegi panjang, menyimpan kenangan selama lebih dari empat abad. Di tengah benteng terdapat halaman luas yang dikelilingi oleh kamar, tangga, dan lorong atas.
Batu-batu halus digunakan untuk membangun benteng, yang memiliki dua lantai di atasnya dengan dinding pelindung setinggi koridor bagian dalam. Keempat muka bangunannya tidak memiliki jendela, kecuali bukaan kecil yang pernah digunakan untuk mempertahankan benteng.
Ini termasuk kolam Al-Muazzam dan stasiun kereta api Hijaz. Batu berukir kuning kemerahan digunakan untuk membangun benteng, yang menyandang empat prasasti pondasi.
Di samping itu, pintu masuk besar khas Al-Muazzam mencakup lengkungan dan bukaan pertahanan. Benteng ini dikunjungi oleh banyak pelancong dan penjelajah terkenal, termasuk Julius Oetting dari Jerman pada tahun 1301 H (1884 M), yang didampingi oleh Charles Huber dari Prancis. Perjalanan itu didokumentasikan dalam buku “A Journey in the Arabian Peninsula.”