IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) memastikan jamaah haji 1444 H/2023 M mendapatkan makan tiga kali sehari dengan bahan baku dan cita rasa Indonesia. Rencana awal hanya dua kali (hanya makan siang dan malam) karena alasan anggaran batal dilakukan.
"Kemarin makan (jamaah haji) tadinya hanya dua kali, yakni siang dan malam karena anggarannya dipotong DPR. Tapi Pak Menteri (Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas) minta supaya pagi tetap ada sarapan walaupun porsinya tidak sebanyak siang," kata Inspektur Jenderal Kementerian Agama Faisal, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Dalam kesempatan tersebut, Faisal memberi arahan kepada 1.234 peserta Bimbingan Teknis Terintegrasi dengan Kementerian Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 1444 H/2023 M. Faisal menjelaskan, untuk mempertahankan layanan sarapan, Kemenag melakukan efisiensi di sejumlah biaya seperti menekan harga hotel untuk dialihkan ke penyediaan sarapan.
Upaya tersebut dilakukan karena Kemenag memahami sarapan sangat penting bagi jamaah haji Indonesia agar dapat melakukan kegiatan ibadah dengan baik, meskipun dengan menu yang lebih sederhana. "Misalnya nasi goreng dengan telur, bakmi, dan lainnya. Paling tidak, saat jamaah kita pulang dari masjid pukul 09.00, ada sarapan untuk mengganjal perut. Walaupun tidak terlalu mengenyangkan," kata Faisal.
Tahun ini, Indonesia memberangkatkan 221 ribu jamaah haji. Total sebanyak 25 juta boks makanan akan disediakan untuk jamaah reguler yang sebanyak 203.320 orang.
Faisal mengingatkan kepada para petugas khususnya pada bagian layanan konsumsi agar memperhatikan dalam hal katering karena memiliki risiko tinggi, seperti basi atau tidak sesuai standar. Hal tersebut sangat berkontribusi besar dalam kepuasan jamaah.
"Jangan ada menu basi Kalau tidak mau mencoba makanan terlebih dahulu, jangan jadi petugas. Saya berharap tidak ada jamaah yang tidak makan. Jika ada jamaah yang tidak makan, segera cari feedback-nya apa yang kurang. Apakah rasanya yang tidak sesuai selera atau lainnya dan segera lakukan perbaikan," kata Faisal.
Faisal mengakui pada urusan katering, sebelumnya ada 150 perusahaan yang mendaftar dan hanya 60 yang mendapatkan kesempatan, sehingga potensi iri dengki dan sabotase mungkin terjadi. "Tolong tim katering dan TNI Polri memberikan atensi lebih agar sabotase tidak terjadi dan kita harus aware terhadap hal itu," kata Faisal.
Seluruh upaya dilakukan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada jamaah haji. Hal tersebut diharapkan dapat mempertahankan indeks kepuasan jamaah haji (KJHI) yang pada tahun 2022 berada pada 90,45 dan tahun ini ditargetkan naik menjadi 93.