IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Sektor hotel Makkah saat ini sedang mengalami kebangkitan yang signifikan. Tingkat hunian kamar di area pusat dilaporkan mencapai 100 persen selama 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan, level tertinggi sejak pandemi.
Pengelola salah satu hotel di kawasan Aziziyah, Bassam Khanfar, mengatakan tahun ini terjadi peningkatan jumlah jamaah umroh. Bahkan, ia menyebut tingkat okupansi kembali ke level sebelum pandemi.
Salah satu faktor kebangkitan tersebut ditengarai karena fasilitas yang ditawarkan oleh Kerajaan Arab Saudi kepada jamaah dari luar negeri. Investor dan pemilik hotel dengan cepat mengambil keuntungan dengan membuka fasilitas mereka.
Khanfar menambahkan mengingat distribusi geografis hotel-hotel di Makkah, jelas bahwa jaringan transportasi baru telah membantu para pelaku bisnis perhotelan di luar area pusat untuk melayani jamaah umroh secara adil. “Salah satu alasan terpenting para peziarah memilih tempat akomodasi mereka di luar area pusat adalah harga hotel yang sangat tinggi di area pusat," ujar dia, dikutip di Arab News, Jumat (14/4/2023).
Direktur departemen komersial di Hotel Address Makkah Hani Najah mengatakan jamaah umroh biasanya terkonsentrasi di area pusat sekitar Masjidil Haram. Namun, adanya Proyek Bus Makkah memungkinkan jamaah memilih hotel yang terletak di area lain.
"Dengan keberadaan bus yang menghubungkan area ini ke Masjidil Haram, ini telah membantu menghidupkan kembali area tersebut, terutama hotel-hotel di bawah bintang empat," ucap Najah.
Harga kamar hotel dengan pemandangan berkisar antara 4.000 hingga 10 ribu riyal per malam untuk hotel bintang lima. Sementara untuk hotel bintang lima dan bintang empat di luar area pusat masing-masing rata-rata harga rata-rata per kamarnya antara 2.500 hingga 3.000 riyal, serta antara 800 hingga 1.100 riyal.
Salah satu pihak yang memiliki spesialisasi dalam sektor pariwisata dan perhotelan, Arwa Al-Ahmadi mengatakan okupansi hotel tahun ini sangat tinggi. Hal ini juga seakan-akan mencerminkan kekuatan sektor ini, dengan tingkat hunian kamar di beberapa hotel mencapai 100 persen.
Al-Ahmadi menyebut, persentase tersebut sebelumnya sempat terhambat oleh kondisi global akibat wabah Covid-19 dalam beberapa tahun terakhir. “Permintaan tinggi, seluruh sektor bangkit kembali, kesempatan kerja menjadi lebih memungkinkan dan menguntungkan," kata dia.
Kota suci Makkah disebut-sebut berisi lebih dari 1.400 hotel. Wilayah Makkah ramai sepanjang tahun dan dengan tingkat hunian bervariasi. Namun, baru-baru ini, berkat keputusan bijak dari pemerintah, memungkinkan jamaah dari luar negeri, datang dan mendorong meningkatnya tingkat hunian hotel.
Al-Ahmadi menambahkan, keberadaan KA Haramain dan bus gratis dari bandara turut membantu memperlancar transportasi untuk mengurangi kemacetan.
Direktur Operasi di Address Hotel Ali Fallatah mengatakan peningkatan hunian hotel dibantu oleh aksesibilitas yang lebih besar ke visa masuk Saudi, termasuk masa transit empat hari di dalam Arab Saudi.